Cari Blog Ini

Sejarah akan berulang


Sewaktu PBB dibentuk tahun 1945, gagasan menciptakan pengaturan kerjasama regional sebagai sarana penunjang mencapai kerjasama global dilancarkan berbagai pihak kawasan negara. Dalam piagam PBB hal ini dipandang sebagai hal-hal yang amat diperjuangkan guna mencapai perdamaian dunia. Tekad ini diambil para pemrakarsa PBB agar generasi berikutnya tidak lagi mengalami kesengsaraan peperangan.

Mulai tahun 1945, berkembanglah berbagai ikrar kerjasama regional hampir di seluruh kawasan penting dunia seperti Eropa, Timur tengah, Asia, Afrika dan Amerika Latin. Menurut C.P.F Luhulima, Asumsi utama kerjasama regional adalah bahwa kedekatan geografis akan memudahkan upaya-upaya saling memahami di antara negara-negara yang bertetangga sehingga masalah-masalah yang mungkin dapat menjerumus kepada pertikaian panjang dapat diatasi dengan segera atas dasar hidup berdampingan secara damai.

Kerjasama regional mengalami perkembangan dan pada puncaknya terjadi persaingan antara kerjasama regional Timur dan Barat, persaingan itu terjadi antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada tahun 1949 dan Pakta Warsawa pada tahun 1955. Persaingan ini turut membidani dan mewarnai banyaknya kerjasama regional di seluruh belahan dunia. Persaingan yang sangat mempengaruhi Dunia Internasional ini dikenal dengan perang dingin.

Era perang dingin telah terlewati dan kini Dunia Internasioanal memasuki era Globalisasi. Menurut Nazarudin Nasution, Ibarat dua sisi mara Uang maka globalisasi menciptakan dua wajah dan corak baru dalam hubungan internasional . Pertama, berlangsungnya interaksi yang sangat cepat tanpa sekat etnis ataupun nasionalisme. Kedua, menonjolnya identitas berbagi kelompok berbasis ideologi/agama, yang mendorong munculnya fenomena baru berupa terorisme maupun kejahatan lintas nasional, yang selama ini dikenal sebagai lingkungan yang toleran dan multi kultural.

Untuk menghadapi segala tantangan Globalisasi, kerjasama regional di kawasan Asia Tenggara yang sekarang tergabung dalam ASEAN telah melakukan langkah-langkah yang salah satunya melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-13 di Singapura akhir 2007, para pemimpin negara asean mengesahkan ASEAN CHARTER yang isinya antara lain menyangkut komitmen menjunjung HAM dan prinsip Demokrasi. Piagam ini ditandatangani oleh 10 pemimpin negara ASEAN.Piagam ini menuntut anggota-anggotanya untuk menjaga kawasan Asia Tenggara bebas dari senjata nuklir, meberantas kemiskinan, memelihara lingkungn hidup serta bekerja sama dalam mewujudkan pasar tunggal. ASEAN Community 2015 adalah agenda utama yang merupakan pembentukan pasar tunggal yang membebaskan aliran barang, jasa, investasi dan profesional pada kawasan ASEAN di tahun 2015.

Dalam sebuah bangsa, kaum muda adalah aset yang tak ternilai harganya. Bahkan, kemajuan sebuah bangsa sangat tergantung kepada kemampuan kaum mudanya untuk membuat perubahan-perubahan yang signifikan. Hal itulah yang bisa kita pelajari dari sejarah masa lalu Indonesia dan juga sejarah bangsa-bangsa lain di Dunia.

Sebagaimana yang disebutkan Ortega G. Yasset, pemuda adalah agent of change , yang pada pundaknya dibebani harapan-harapan. Bila kaum muda memiliki kapabilitas, visi dan kinerja yang memuaskan, maka sebuah bangsa menuai keberhasilannya. Dan tentu hal ini berlaku juga dalam sebuah kerjasama regional antar negara di era Globalisasi khususnya ASEAN.

ASEAN Has been seen as one of the most succesful regional organizations in the world outside European Union, itulah yang ditulis Michael Hass dalam The Asian Way to Peace.Untuk mejaga kesuksesan ini tentu tugas 10 Negara ASEAN adalah menjaga keutuhan kerjasama dan berusaha mencapai Agenda ASEAN Community 2015. Disinilah pemuda sebagai agent of change harus bertindak, Pemuda harus mempersiapkan diri agar siap dan percaya diri menghadapi Indonesia dalam ASEAN Community 2015.

Indonesia memiliki banyak tokoh muda yang berhasil dalam sejarah bangsa, seperti Hayam Wuruk yang pada usia 16 sebagai Raja Kerajaan Majapahit dan berhasil mempersatukan Nusantara, Sukarno yang pada usia 20 sebagai tokoh kemerdekaan dan berhasil membangun Partai Nasionalis Indonesia (PNI) serta kini para pelaku dan Pengamat Politik Muda yang mulai mewarnai perkembangan Indonesia hingga menggeser para Seniornya. Dunia Internasional juga memiliki keadaan serupa dalam keberhasilan tokoh muda, sebut saja Bill Clinton, pemuda sangat sederhana yang sukses masuk Universitas Yale dan Sukses ke gedung putih, Bill Gates yang sukses berusaha keras dan sukses menjadi pengusaha Dunia dan Barack Obama yang sukses menghadapi berbagai tantangan yang membawanya menjadi orang nomer satu di Dunia.

Sejarah akan berulang, pemuda di setiap masa telah mengarah kesuksesan dan sekarang saatnya membangun kesuksesan pemuda dalam mewujudkan ASEAN Community 2015, dengan pemuda berkualitas di 10 negara ASEAN tentu akan memperlancar agenda ini. Sekarang saatnya pemuda berkarya dan salah satu kegiatan pendukungnya adalah kegiatan Duta Muda ASEAN, semoga duta muda ASEAN ini mewujudkan kesuksesan seperti Hayam Wuruk dan Sukarno kembali.

0 komentar:

Posting Komentar