ESSAY 2: Sukses Terbesar Dalam Hidupku (500-700
kata)
Universitas sesungguhnya adalah kehidupan. Sementara kehidupan adalah pilihan, pilihan akan posisi peran yang cocok untuk menempa diri. Bagi saya sukses
terbesar saya ialah ketika dapat memiliki posisi peran yang baik selama
menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan melanjutkan ke Higher
School of Economics (HSE) Moscow.
Di UIN Jakarta, Saya
bersyukur menjadi bagian yang sedikit diantara mereka yang telah menghabiskan
waktu untuk memperjuangkan hidupnya baik lingkungan civitas akademika maupun
organisasi. Seperti menelusuri anak tangga yang naik, begitulah saya semasa
kuliah. Mendapat kepercayaan sebagai delegasi Program Studi Hubungan
Internasional dalam Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional
(PNMHII), lalu menjadi delegasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam
Parlemen Remaja DPR RI dan menjadi delegasi UIN Jakarta dalam Summer Course
di Russian Islamic University, Kazan, Rusia adalah pengalaman sebagai civitas
akademika yang ajaib. Seperti dua sisi mata koin, sebagai mahasiswa yang
mencoba tetap aktif dalam organisasi, saya memilih mengikuti organisasi ekstra
dalam HMI cabang Ciputat, organisasi intra dalam Himpunan Mahasiswa HI, organisasi primordial dalam Himpunan Mahasiswa
Tasikmalaya, serta organisasi minat dalam Corruption Preventing Alliance.
Pilihanku tepat, meski banyak orang berkata “Sepertinya kalau lulus jadi
ustad atau marbot masjid ya?” namun organisasi ini memberi jawaban yang
jelas, saya biarkan pertanyaan ini terjawab dengan pembuktian bahwa saya
memiliki mimpi berkontribusi bagi masyarakat, menjadi diplomat dan menggapainya lebih
tinggi.
Terlalu sibuk sebagai
mahasiswa, lalu bagaimana berkontribusi di masyarakat? Sekali lagi menjadi
bagian yang sedikit di UIN Jakarta inilah yang membantu saya untuk ingin dan
mampu membaca masa depan lingkungan dimana saya tinggal. Sejak lulus dari menimba
Ilmu Agama di salah satu pondok pesantren modern di Kota Tasikmalaya, saya
menjadi guru di Taman Pendidikan Alquran, mengisi pengajian dari Masjid ke
Masjid. Bersama tim kecil, kami bergerak seperti gerigi utama yang harus berestafet
dari setiap pemuda, Tokoh Masyarakat, Pemerintah daerah, berusaha mengumpulkan
pemuda yang banyak jumlahnya namun belum jelas arahnya. Lelah memang, sangat
berbeda berorganisasi di Kampus dan Masyarakat, kami sebagai tim kecil harus
teliti mencatat masalah, merenungkan dan menganalisa dengan hati-hati. Lalu
menyimpulkan konsesus yang menjadi win-win solution. Contohnya, kami berhasil
mengadakan kompetisi olahraga, ulang tahun organisasi masjid, tabligh akbar,
pentas musik dan gerakan tim sepak bola pemuda serta sekolah sepak bola anak.
Beranjak dari sana, setiap musim Pemilihan Umum baik Legislatif, Presiden dan
Kepala Daerah, untuk menikmati hangatnya berita-berita adalah hal yang wajib,
selalu saja saya mendapat kepercayaan sebagai bagian dari Komisi Pemilihan Umum
atau Individu yang berjuang di jalan politik. Sedikit catatan, pada dasarnya politik itu baik, namun karena terperdaya oleh orang-orang kotor yang berada di
dalamnya, hingga akhirnya politik dipandang sebagai perkara yang kotor. Inilah Universitas
sesungguhnya, inilah kehidupan yang diwariskan kepada generasi kami yang harus
kami perbaiki.
Langkah-langkah kecil telah membawa saya ketempat
esini, menuntut ilmu di salah satu Universitas terbaik Rusia. Upgrade
dari UIN Jakarta, terbang ke HSE Moscow. Berbagai aktivitas baru sedang saya
coba, sebagian telah saya pikirkan namun ternyata banyak hal baru yang belum
pernah terpikirkan sebelumnya. Tinggal di luar Indonesia memaksa saya menjadi pribadi tangguh. Hidup di
Rusia memang berat secara lahir dan batin, tidak salah saya mengutip Andrea
Hirata, “Jika
kamu berhasil bertahan hidup di Russia maka kamu akan mampu bertahan Hidup
dinegara manapun”. Di Kota Moscow ini, bisa mengakrabi sesama mahasiswa Indonesia yang hanya
berjumlah tak lebih seratus namun dengan prestasi dan
menginspirasi menjadikan diri ini malu. Belum lagi
bersama mahasiswa asing dan warga asing lainnya yang membuka mata betapa
pentingnya memahami bahasa dan budaya lokal serta memiliki koneksi dan
pemikiran global. Walaupun berbagai hal menyenangkan disajikan di Rusia ini, dimalam hari saya merenung menyadari
betapa Negeri Indonesia tercinta sangatlah
berharga. Dalam nyanyian Rayuan Pulau Kelapa“Tanah airku Indonesia, Negeri elok
amat kucinta, Tanah tumpah darahku yang mulia, Yang kupuja sepanjang masa”
air mata kadang menetes, saya bertekad masih banyak Sukses Terbesar Dalam
Hidupku yang akan tiba di tahun-tahun mendatang. Sukses Indonesia.