Cari Blog Ini

Peranku Bagi Indonesia

Peranku Bagi Indonesia

Saya memiliki cita-cita menjadi seorang diplomat dan berperan membangun hubungan kerjasama bagi Indonesia-Rusia. Memiliki cita-cita menjadi diplomat memang bukan merupakan pintu menuju kekayaan materi, tetapi di profesi itulah arena untuk menjadi manusia bermanfaat bagi sesama akan terbuka sangat lebar. Secara umum, tugas dan fungsi seorang diplomat adalah representing, protecting, negotiating, reporting, dan promoting. Saya tidak membahas satu persatu tugas dan fungsi dari profesi diplomat, namun sejak di bangku sekolah hingga kuliah saat ini, saya memposisikan diri sebagai Diplomat dalam berbagai kegiatan. Mengutip Mahatma Ghandi “Jadilah Anda perubahan yang ingin Anda lihat di dunia itu sendiri”, saya memulai diri dari hal-hal kecil, berperan membangun hubungan kerjasama antara para siswa, guru dan masyarakat, antara mahasiswa, dosen dan masyarakat.
Tidak perlu terlalu dini bermimpi menyelesaikan masalah korupsi dan politik dinasti di Provinsi Banten sebagai peran saya, di masa sekolah dan kuliah banyak sekali masalah-masalah yang harus diselesaikan dengan membangun kerjasama. Bagi saya setiap kerjasama yang sukses dimulai dengan hadirnya tiga K, yaitu komitmen, komunikasi dan kolaborasi. Dibutuhkan manusia yang memiliki budaya literasi yang baik agar mampu mencapai tiga K. Budaya Literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya.
Peran saya bagi Indonesia dimulai dari membangun hubungan kerjasama skala kecil. Di bangku sekolah dan kuliah, dalam mengerungi dunia civitas akademika dan organisasi, saya mulai memposisikan diri sebagai Diplomat yang bertanggung jawab membaca dinamika alami yang tersedia. Bila sudah dibaca pangkal permasalahannya bisalah untuk berkata “Selesai, Saya telah mendapat catatan tentang semua pendapat teman-teman, merenungkan dan menganalisa dengan hati-hati. Saya punya satu kesimpulan seperti ini, Setujukah?”. Hasil utama dari kegiatan ini adalah konsensus, konsensus penting karena dari sanalah komitmen untuk bergerak timbul, komunikasi dan kolaborasi juga muncul.
Sudah satu semester saya tinggal di Moscow, sebuah global city yang sejak abad ke-12 telah menjadi kota terbesar di Eropa dengan dihuni oleh para miliarder disetiap generasi ke generasi. Kenapa Moscow menjadi kota para miliarder, karena manusia Moscow selalu memiliki ide-ide konsisten yang menjadikan mereka manusia dengan nilai tambah, bahkan manusia dengan nilai kali. Banyak cerita yang bisa kita simak dari tokoh-tokoh besar di kota ini, sebagai mahasiswa mereka adalah inspirator, hingga kini bersama mahasiswa Indonesia yang tidak lebih dari seratus kami berdiskusi tentang beragam isu dari tokoh-tokoh di Rusia ini dan dihubungkan dengan keadaan Indonesia. Sesekali di ruang kelas dan café kampus saya berbincang bertukar ide bersama generasi muda mahasiswa Internasional dari Rusia dan berbagai negara, banyak masalah dan banyak peluang yang tersedia, mungkin hanya mimpi disela kopi saat ini, namun 10 tahun kedepan masalah dan peluang ini menjadi kenyataan yang harus saya hadapi.
Mengapa Indonesia butuh Rusia, perlu data yang jelas mengenai berbagai keunggulan kedua nagara. Namun satu hal yang saya dapatkan, mental masyarakat  rusia adalah komitmen dan konsisten, mereka menjawab “Ya” dan “Tidak” terbebas dari excuse (beralasan) dan justify (membenarkan). Dengan kondisi masyarakat rusia yang seperti ini, kita dapat melakukan kerjasama dengan memulai mengajukan pertanyaan yang benar mengenai kerjasama yang kita butuhkan agar menghasilkan jawaban yang benar pula. Kerjasama dibidang pariwisata hingga militer akan saling menguntungkan, poinnya semoga suatu saat nanti ada diplomat yang memiliki budaya literasi tinggi dan meiliki kemampuan mencapai konsensus karena dari sanalah membangun hubungan kerjasama bagi Indonesia-Rusia akan menjadi lebih baik. Semoga peran saya bagi negeri dalam 10 tahun kedepan sebagai diplomat Indonesia yang melakukan hal ini.




0 komentar:

Posting Komentar