Cari Blog Ini

Tugas Essay

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

DALAM KACAMATA MARXISME DEWASA INI


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Essay

Diajukan Untuk Memenuhi Program Kuliah

Teori hubungan internasional


 


 

Azmi Muharam

1080830000006

Semester Tiga B


 


 

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009

Topik Essay

Lihat Kompas hari Rabu 21 Oktober 2009. Rene L. Pattiradjawane berargumen bahwa banyak sekali kerjasama internasional dibangun untuk meningkatkan level ekonomi dunia, namun rakyat miskin tidak bisa berharap banyak untuk dapat menikmatinya. Bagaimana pandangan Marxisme mengenai kerjasana ekonomi dunia seperti G20? Apa keterbatasan Marxisme dalam menganalisa permasalahan tersebut?


 

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

DALAM KACAMATA MARXISME DEWASA INI

Marxisme merupakan ideologi yang pernah sangat kuat mendominasi dunia internasional sebelum akhirnya runtuh seiring dengan jatuhnya Uni Soviet. Kritikan terhadap kerjasama global oleh Marxisme sampai pada memprediksikan kehancuran kapitalis. Namun anggapan ini salah karena kerjasama global tidak mungkin dilawan.

Marxisme beranggapan bahwa kerjasama ekonomi internasional seperti G-20 (yang Indonesia menjadi anggotanya), dengan mengusung hak milik dan kelompok pasak kekuasaan ekonomi untuk kepentingan bernada liberal-kapitalis adalah sebuah kemustahilan. Marxisme hanya menerima seluruh kerjasama ekonomi yang mengusung hak umum, inilah ide utama Marx menghilangkan ketegangan dan merubah sejarah.

Pandangan-Pandangan Marxisme

Pandangan Marxisme mengenai ketegangan dengan mengusung hak milik dan kelompok pasak kekuasaan ekonomi agaknya menjadi fakta. Berangkat dari argumen Rene L. Pattiradjawane, faktanya kerjasama internasional yang dibangun dewasa ini adalah upaya tidak sadar untuk pax universalis dari negara adidaya. Menurut praktisi media senior dan pengamat ahli internasional ini, pax universalis ialah sumber perang Teluk, serangan udara teroris 11 September 2001, perang Irak, Afganistan, dan berbagai konflik lain.


Pax Universalis ini didukung dengan berakhirnya Perang Dingin (1989) dan keruntuhan Uni Soviet (1991). Hilangnya Uni Soviet dari kekuatan dunia dan munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan tunggal membuat banyak konspirasi bahwa nilai-nilai liberal Amerika yang luhur tentang demokrasi, individualisme dan pasar bebas telah mendekatkan dunia menuju kepada era kesejahteraan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Terlepas dari dominasi liberal Amerika Serikat, di dunia kemudian muncul berbagai negara dengan kekuatan ekonomi baru seperti Cina, India dan Asia Pasifik bahkan muncul pula aktor-aktor selain negara yang berperan dalam pasar global. Keseluruhan pandangan dunia pasca berakhirnya Perang Dingin tidak lagi memandang keamanan militer sebagai prioritas utama melainkan keamanan ekonomilah yang menjadi prioritas utama. Dunia masuk ke dalam era ekonomi-politik bukan lagi era militer-politik dimana pasar adalah pemeran utamanya, bukan lagi negara-negara berdaulat.

Melihat fenomena runtuhnya komunisme internasional dan munculnya kambali sistem kapitalis maka dapat dengan tegas dikatakan bahwa teori Marxisme tidak terbukti dengan melihat realita kapitalis kembali muncul dan bahkan semakin meluas pahamnya. Marxisme dikatakan gagal karena pemikirannya hanya bertahan hingga revolusi komunis yang menyebabkan ekspansi gerakan sosialis-komunis ke seluruh dunia, memunculkan negara-negara sosialis-komunis pada awal tahun 1900an, namun kini tergerus oleh revolusi kapitalis.

Ekonomi adalah pusat ide-ide Marxisme. Sesuai dengan pandangan Feurbach, Marx berpendapat bahwa agama adalah hasil proyeksi keinginan manusia, akan tetapi Marx berpikir lebih lanjut dari filosof Jerman tersebut. Marx memiliki tambahan pertanyaan mengapa timbul keinginan tersebut ? dan jawabannya, menurut marx didapatkan di dalam hubungan-hubungan berdasar kemasyarakatan atau ekonomi, inilah sebabnya marxisme dikenal pula pandangan materialisme.

Dengan cara yang luar biasa ekonomi dihubungkan dengan filsafat. Teori yang dijabarkan seluruhnya dengan penghambaan kepada aktivitas. Yang penting adalah perbuatan, bukan pikiran, bukan kemauan, yang paling penting ialah perbuatan demi "mengubah dunia". Dari penelitiannya, Marx menemukan bahwa hidup manusia seluruhnya dikuasai oleh hubungan-hubungan ekonomi. Segala akitvitas rohani, baik ilmu pengetahuan, maupun kesenian, agama, kesusialaan dan lain-lainnya, sebenarnya adalah endapan dari hubungan ekonomi yang ditentukan oleh sejarah.

Berdasarkan asas-asas tersebut manusia tidak boleh dipandang secara Abstrak. Manusia harus dipandang secara konkrit yaitu dalam hubungannya dengan dunia sekitarnya, sebagai makhluk yang bekerja. Menurut Marx, hakikat manusia ialah makhluk pekerja (homo laborans, homo faber).

Namun ekonomi internasional dimasa kini tak seperti harapan Marx dengan menghilangkan peran negara, lalu menciptakan kerjasama tanpa kelas atau kerjasama yang mengusung hak umum. Mengenai ekonomi dewasa ini justru sebaliknya kelompok pasak ekonomi internasional saling membangun dan meningkatkan fungsi negara sebagai pengayom pasar bebas. Indonesia juga termasuk didalam salah satu kelompok ini, kelompok kerjasama ekonomi Internasional yang bernama G-20.

The Group of Twenty (G-20) merupakan wadah komunikasi mengenai kebijakan nasional, kerjasama internasional, dan lembaga-lembaga keuangan internasional. G-20 diharapkan membantu mendukung pertumbuhan dan perkembangan di seluruh dunia. Misi utama G-20 adalah mempromosikan pertukaran terbuka dan konstruktif antara negara maju dan negara pasar berkembang pada isu-isu kunci yang berkaitan dengan stabilitas ekonomi global dan pertumbuhan.

Namun ironis, kemelaratan negara ketiga malah makin menjadi-jadi. Sudah lima puluh tahun lamanya negara makmur memberi bantuan pembangunan bagi negara ketiga, namun nyatanya bertolak belakang. Rakyat negara berkembang makin sengsara, rakyat miskin makin merebak, angka pengangguran meninggi dan ketergantungan negara dunia ketiga terhadap bantuan internasional makin besar.

Ketergantungan ialah sebuah kondisi suatu negara secara sekilas nampak mengalami pembangunan ekonomi yang pesat namun bila ditilik lebih jauh, negara bersangkutan ternyata sedang mengalami proses eksploitasi oleh kekuatan ekonomi lain entah berbentuk perusahaan transnasional, kekuatan para pemilik modal, dominasi negara asing, atau gabungan antara ketiganya.

Sangat mencengangkan mengamati perbandingan anggaran perbelanjaan senjata negara maju dan dana pembangunan negara ketiga. Komisi Utara-Selatan yang dimotori Bank Dunia pernah mengungkap hubungan perbelanjaan senjata dan pembangunan sebagai berikut. Dana yang dihabiskan militer seluruh dunia dalam setengah hari dapat digunakan untuk membiayai program WHO untuk memberantas malaria diseluruh pelosok dunia, dana sebuah panser modern dapat digunakan untuk pembangunan 1.000 kelas bagi 30.000 siswa serta dana sebuah pesawat tempur modern dapat digunakan membangun 40.000 apotek pedesaan.

Analisa Marx Tentang Ekonomi Internasional

Mengenai dialektika Marx, penulis pikir tidak perlu menguraikan mengenai dialektika yang diambil Marx dari hegel ini secara panjang lebar. Secara kasarnya dialektika adalah pemikiran yang mengatakan bahwa setiap keadaan cenderung menimbulkan keadaan lawannya, dan dari ketegangan ini, timbullah sintetis baru.

Marx berpikir, sejak awal kapitalisme, sistem komunis marx telah bergerak dan lama-kelamaan ia akan menang. Menurut rumusan Marx, semua perjuangan kelas dimasa lalu didasarkan atas pengawasan ekslusif milik kelompok-kelompok yang memiliki hak istimewa. Akan tetapi jika hak milik menjadi hak umum, jika kelas-kelas ekonomi yang terpisah tidak lagi dapat memainkan pasak-pasak kekuasaan ekonomi untuk kepentingan mereka sendiri (class less), maka semua ketegangan akan menghilang dan dengan sendirinya perubahan dan perubahan sejarah terjadi.

Kaum ekonomi liberal memandang kerjasama ekonomi sebagai "positive sum game" namun Marx menolaknya. Marx melihat ekonomi yang demikian sebagai tempat eksploitasi manusia dan perbedaan kelas. Marx memandangnya sebagai "zero sum game" karena marx berbeda dengan pemikir liberal yang bersandar bahwa ekonomi berjalan dengan hukumnya sendiri, sebaliknya menurut Marx, ekonomi adalah alat politik itu sendiri yang sangat berkaitan.    

Namun disayangkan pemikiran-pemikiran marx memiliki celah-celah. Dialektika Marx terbukti dengan bangkitnya kapitalisme menumbangkan feodalisme tapi tidak terbukti dengan bangkitnya marxisme menumbangkan kapitalisme. Kerangka Marxisme mengenai kehancuran kapitalisme seperti analisa Immanuel Wallerstein tidak berfungsi.

Mengambil contoh dalam hal kegiatan revolusioner yang sering terjadi oleh kawasan intelek misalnya. Selama lebih dari satu abad kaum Marxis telah merintis jalan bagi lahirnya revolusi terbuka seperti revolusi Rusia 1917 dan revolusi Cina 1949. Tetapi disayangkan, filsafat pokok dari marxisme semakin usang, kawasan intelek revolusi bermotif marxis pasti berakhir karena berpatokan pada masa Industri kota Victoria di Inggris abad 18 silam.

Celah lain sosialisme Marxisme ialah pola perampokan alam yang dilakukannya. Dengan revolusi hijau dan Proyek Manhattan (tata ruang ramah alam), Marxisme tidak mampu membuktikan kerusakan-kerusakan yang diramalkannya, sehingga tuduhan malah berbalik dan marxisme dikenal sebagai perampok alam.

Celah terbesar ialah Marxisme menghadapi kecaman dari non-komunis dan komunis itu sendiri. Unsur paksaan, kekerasan, pembatasan kebebasan menjadi serangan utama dari pihak non-komunis. Dari dalam komunis terdapat pola Andrei Sakharov (Uni Soviet), Milovan Djilas (Yugoslavia), Alexander Dubhick (Cekoslovakia), yang tidak setuju dan mengutuk Marxisme sebagai ideologi dan menyimpangkannya menjadi wajah-wajah baru.

Pada ujungnya Marxisme berubah atau bahkan ditentang. Pemerintah komunis polandia contohnya yang malah ditentang oleh kaum pekerja (solidaritas) karena tidak diikut sertakan dalam manajemen industri. Kini Marxisme memang semakin memudar, namun bukan artinya liberalisme dan realisme adalah pemenang dan paling benar.

    Analisa penulis pada hal ini lebih mengarah pada karya Robert Cox. Kerjasama ekonomi internasional sebaiknya berdasar kontribusi teori kritik, dengan mengangkat materialisme historis milik Gramsci, bisa jadi ini menjadi alternatif paling penting bagi para realis dan liberal dalam bidang-bidang masing-masing pada hari ini.

Kesimpulan

Dari sekian banyak penjelasan penulis hal yang dapat diambil adalah bahwa Marxisme merupakan ideologi yang pernah sangat kuat mendominasi dunia internasional sebelum akhirnya runtuh seiring dengan jatuhnya Uni Soviet. Kritikan terhadap kerjasama global oleh Marxisme yang memunculkan kembali raksasa kapitalis bisa ditangkis dengan materialisme historis Gramsci dan Lenin yang memprediksikan kehancuran kapitalis (revolusi Marxis yang sebenarnya) akan terjadi pada era globalisasi ini.

Namun menurut penulis anggapan ini salah karena kerjasama global tidak mungkin dilawan. Sebagai senjatanya negara-negara justru akan berintegrasi kedalam polar-polar tertentu yang membuatnya berada pada posisi balance of power. Kerjasama global akan dapat menangkis bayang buruk melalui proses integrasi itu sehingga prediksi revolusi Marx bisa saja salah.


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA

  • Robert Jackson & Georg Sorensen, Pengantar Studi HI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
  • Martin grifit. Lima Puluh Pemikir Hubungan Internasional, Jakarta: Murai Kencana.---.
  • Barbara Ward. Lima Pokok Pikiran Yang Mengubah Dunia, Jakarta: pustaka Jaya. 1983.
  • Donald Wilhelm. Menuju Dunia Mendatang, Alternatif-Alternatif Terhadap Komunisme, Jakarta: UI Press. 1979.
  • Rudolf A Strahm. Kemiskinan Dunia Ketiga, Menelaah Kegagalan Pembangunan di Negara Berkembang, Bandung: Cidesindo. 1995.
  • Prof. Miriam budiarjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008.
  • Ramlan Surbakti. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Widiasarana. 1992.
  • Dr. Harun Nasution, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Yogyakarta: Kanisius. 1980


 

PENGANTAR USHUL FIQH

Pengertian, Objek dan Manfaat Pembahasan,

Serta Aliran dan Kitab dalam Ushul Fiqh


 

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Program Kuliah Fiqh Ibadah



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

AZMI MUHARAM

108083000006


 

Semester Tiga B


 

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009

KATA PENGANTAR

    

Puji dan Syukur kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, Pengusa segala kerajaan seluruh alam di langit dan bumi, Shalawat dan Salam tetap tercurah kepada Rasullallah Muhammad SAW.

PENGANTAR USHUL FIQH, pengertian, Objek dan Manfaat Pembahasan serta Aliran dan Kitab dalam Ushul Fiqh adalah makalah yang penulis angkat sebagai bahan pemenuh program mata kuliah Fiqh Ibadah, tema yang diambil adalah tema yang disesuaikan dengan pilihan yang jamak diberikan di semester 3B.

Penulis sampaikan rasa terima kasih yang sangat luas kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu. Kepada Ibu Dosen Ala'i Nadjib M.A, kepada pihak perpustakaan utama, kepada kawan-kawan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional dan kepada semua pihak yang sulit kami sebutkan seluruhnya, songsonglah perubahan dengan tanpa rasa takut, mari mencari ide dan inovasi baru serta yakin perubahan diri yang terus menerus adalah kunci vitalitas dan kesuksesan Umat serta Bangsa.

Semoga makalah ini bermanfaat, Penulis memohon ridho serta berkah dari Allah, kami meminta maaf dan terimaksih dari pemerhati serta saran dan kritik kami nantikan.


 

Jakarta, 22 November 2009


 


 

Azmi Muharam


 


 


 


 


 

DAFTAR ISI


 

Kata Pengantar    i

Daftar Isi    ii

I PENGERTIAN USHUL FIQH    1

II OBYEK PEMBAHASAN ILMU USHUL FIQH    2

III KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU USHUL FIQH    3

IV ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU USHUL FIQH DAN KITAB-KITABNYA    4

V HUBUNGAN ANTARA FIQH DAN USHUL FIQH    5

DAFTAR PUSTAKA    7


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. PENGERTIAN USHUL FIQH


 

Pengertian Ushul Figh dapat dilihat sebagai rangkaian dari dua buah kata, yaitu : kata Ushul dan kata Fiqh; dan dapat dilihat pula sebagai nama satu bidang ilmu dari ilmu-ilmu Syari'ah.

Dilihat dari tata bahasa (Arab), rangkaian kata Ushul dan kata Fiqh tersebut dinamakan dengan Tarkib Idlafah, sehingga dari rangkaian dua buah kata itu memberi pengertian ushul bagi fiqh.

Kata Ushul adalah bentuk jamak dari kata ashl yang menurut bahasa, berarti sesuatu yang dijadikan dasar bagi yang lain. Berdasarkan pengertian Ushul menurut bahasa tersebut, maka Ushul Fiqh berarti sesuatu yang dijadikan dasar fiqh.

Sedangkan menurut istilah, ashl dapat berarti dalil (ungkapan oleh Abu Hamid Hakim) dan ashl dapat berarti kaidah kulliyah atau aturan / ketentuan umum. Dengan melihat pengertian ashl menurut istilah di atas, dapat diketahui bahwa Ushul Fiqh sebagai rangkaian dari dua kata, yakni berarti dalil-dalil bagi fiqh dan aturan-aturan ketentuan-ketentuan umum bagi fiqh.

Adapun secara etimologis (bahasa), Fiqh bermakna tahu, paham dan mengerti dalam istilah yang dipakai secara khusus dibidang hukum agama yurispendensi Islam dan dapat pula Fiqh adalah keterangan tentang pengertian atau paham dari maksud ucapan si pembicara.

Secara terminologi (istilah), Ulama berpendapat Fiqh adalah pengetahuan tentang hukum-hukum yang sesuai dengan syara mengenai amal perbuatan yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang تفصىل
(terperinci, khusus terambil dari Al-Qur'an dan Sunnah).

Ahli hukum Islam klasik, Abu Hanifah, mendefinisikan Fiqh sebagai المعرفه (pengetahuan) tentang hak dan kewajiban. Adapun pengetahuan itu sendiri adalah pengetahuan tentang hal-hal yang amat spesifik yang diambil dari dalil, segala perkara agama baik Aqidah, Ibadah dan Muamalah, adalah Fiqh. Al-Kasani menyebut Fiqh itu ilmu tentang halal-haram, syariat dan hukum. Imam Syafi'i menulis dalam Jam'ul Jawami

Fiqh itu pengetahuan tentang hukum-hukum syara yang bersifat praktis
yang diambil dari dalil-dali yang rinci, adapun 'Abdul Wahhab Khallaf menyatakan fiqh ialah Kumpulan hukum-hukum syara' mengenai perbuatan dari dalil-dalilnya yang terperinci.

Dikalangan Ulama ada yang membedakan Fiqh dan Syariat, artinya ketentuan hukum yang diambil melalui pemahaman berbeda dengan yang didasarkan melalui dalil-dalil eksplisit dan langsung, sehingga ada kesan bahwa Fiqh bersifat ظنى (dugaan) karena merupakan hasil استنبا ت (penetapan) hukum dari perkara-perkara yang tidak tercantum dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, sedang Syariat sudah jelas ketentuannya dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Sehingga, pengertian ushul fiqh, seperti kembali diungkapkan 'Abdul Wahhab Khallaf adalah :


 

Ilmu tentang kaidah-kaidah yang menggariskan jalan-jalan untuk memperoleh hukum-hukum syara' mengenai perbuatan dan dalil-dalilnya yang terperinci.


 

Dengan lebih mendetail, dikatakan oleh Muhammad Abu 'Zahrah bahwa Ilmu Ushul Fiqh adalah ilmu yang menjelaskan jalan-jalan yang ditempuh oleh imam-imam mujtahid dalam mengambil hukum dari dalil-dalil berupa nash-nash syara' dan dalil-dalil yang disasarkan kepadanya, dengan memberi Illat yang
dijadikan dasar ditetapkannya serta kemaslahatan-kemaslahatan yang dimaksud oleh syara'.


 

  1. OBYEK PEMBAHASAN ILMU USHUL FIQH


 

Sesuai dengan keterangan tentang pengertian Ilmu Ushul Fiqh di atas, maka yang menjadi obyek pembahasannya, meliputi :

  1. Pembahasan tentang dalil.

Pembahasan tentang dalil dalam ilmu Ushul Fiqh adalah secara global. Di sini dibahas tentang macam-macamnya, rukun atau syarat masing-masing dari macam-macam dalil itu, kekuatan dan tingkatan-tingkatannya. Jadi di dalam Ilmu Ushul Fiqh tidak dibahas satu persatu dalil bagi setiap perbuatan.

  1. Pembahasan tentang hukum.

Pembahasan tentang hukum dalam Ilmu Ushul Fiqh adalah secara umum, tidak dibahas secara terperinci hukum bagi setiap perbuatan. Pembahasan tentang hukum ini, meliputi pembahasan tentang macam-macam hukum dan syarat-syaratnya. Yang menetapkan hukum (al hakim), orang yang dibebani hukum (al-mahkum 'alaih), syarat-syarat ketetapan hukum (al-mahkum bih) dan macam serta perbuatan-perbuatan yang ditetapi hukum (al-mahkum fih) juga syarat-syaratnya.

  1. Pembahasan tentang kaidah

Pembahasan tentang kaidah yang digunakan sebagai jalan untuk memperoleh hukum dari dalil-dalilnya antara lain mengenai macam-macamnya, kehuijahannya dan hukum-hukum dalam mengamalkannya.

  1. Pembahasan tentang ijtihad

Dalam pembahasan ini, dibicarakan tentang macam-macamnya, syarat-syarat bagi orang yang boleh melakukan ijtihad, tingkatan-tingkatan orang dilihat dari kaca mata ijtihad dan hukum melakukan ijtihad.


 

  1. KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU USHUL FIQH


 

Kaidah-kaidah dalam Ilmu Ushul yaitu untuk diterapkan pada dalil-dalil syara' yang terperinci dan sebagai rujukan bagi hukum-hukum furu' hasil ijtihad para ulama.

Dengan menerapkan kaidah-kaidah pada dalil-dalil syara' yang terperinci, maka dapat dipahami kandungan nash-nash syara' dan diketahui hukum-hukum yang ditunjukinya, sehingga dengan demikian dapat diperoleh hukum perbuatan atau perbuatan-perbuatan dari nash tersebut.

Dengan menerapkan kaidah-kaidah itu dapat juga ditentukan jalan keluar (sikap) yang diambil di kala menghadapi nash-nash yang saling bertentangan, sehingga dapat ditentukan pula hukum perbuatan dari nash atau nash-nash sesuai dengan jalan keluar yang diambil. Demikian pula dengan menerapkan kaidah-kaidah pada dalil-dalil seperti : qiyas, istihsan, istishlah, istishab dan lain sebagainya, dapat diperoleh hukum perbuatan-perbuatan yang tidak didapat dalam Al Qur'an dan As Sunnah.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dari sisi ini, Ilmu Ushul Fiqh dapat digunakan untuk mengetahui alasan-alasan pendapat para ulama. Kegunaan ini juga mempunyai arti yang penting, karena jika mungkin seseorang akan dapat memilih pendapat yang dipandang lebih kuat atau setidak-tidaknya seseorang dalam mengikuti pendapat ulama hares mengetahui alasan-alasannya.


 

  1. ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU USHUL FIQH DAN KITAB-KITABNYA


 

Dalam membahas Ilmu Ushul Fiqh, para ulama tidak selalu sepakat dalam menetapkan istilah-istilah untuk suatu pengertian dan dalam menetapkan jalan-jalan pembahasannya. Dalam hal ini mereka terbagi menjadi dua aliran yaitu Aliran Mutakallimin dan Aliran Hanafiyah.

1. Aliran Mutakallimin

Para ulama dalam aliran ini dalam pembahasannya dengan menggunakan cara-cara yang digunakan dalam ilmu kalam, yakni menetapkan kaidah ditopang dengan alasan-alasan kuat baik naqhy (dengan nash) maupun 'aqliy (dengan akal) tanpa terikat dengan hukum furu' yang telah ada dari madzab manapun, sesuai atau tidak sesuai kaidah dengan hukum-hukum furu' tersebut tidak menjadi persoalan. Aliran ini diikuti oleh para ulama dari golongan Mu'tazilah, Malikiyah, dan Syafi'iyah.

Diantara kitab-kitab Ilmu Ushul Fiqh dalam aliran ini, yaitu :

  1. Kitab Al-Mu'tamad disusun oleh Abdul Husain Muhammad bin Aliy Al Bashriy Al Mu'taziliy Asy Syafi'iy (wafat pada tahun 463 Hijriyah).
  2. Kitab Al-Burhan disusun oleh Abdul Ma'aliy Abdul Malik bin Abdullah Al-Jawainiy An-Naisaburiy Asy-Syafi'iy yang terkenal dengan nama Imam Al Huramain (wafat pada tahun 487 Hijriyah).
  3. Kitab Al-Mushtashfa disusun oleh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazaliy Asy Syafi'iy (wafat pada tahun 505 Hijriyah).

Dari tiga kitab tersebut yang dapat ditemui hanyalah kitab Al-Mushtashfa, sedangkan dua kitab lainnya hanya dapat dijumpai nukilan-nukilannya dalam kitab yang disusun oleh para ulama berikut, seperti nukilan kitab dari Al Burhan oleh Al Asnawiy dalam kitab Syahrul Minhaj.

Kitab-kitab yang datang berikutnya yakni kitab Al-Mahshul disusun oleh Fakhruddin Muhammad bin Umar Ar Raziy Asy Syafi'iy (wafat pada tahun 606 Hijriyah). Kitab ini merupakan ringkasan dari tiga kitab yang disebutkan di atas. Meski demikian, kitab Al-Mahshul masih
diringkas lagi oleh dua orang yaitu : Tajjuddin Muhammad bin Hasan Al Armawiy (wafat pada tahun 656 Hijriyah) dengan kitab Al Hashil dan Mahmud bin Abu Bakar Al-Armawiy (wafat pada tahun 672 Hijriyah) dengan kitab At Tahshil.

2. Aliran Hanafiah

Para ulama dalam aliran ini, dalam pembahasannya, berangkat dari hukum-hukum furu' yang diterima dari imam-imam (madzhab) mereka; yakni dalam menetapkan kaidah selalu berdasarkan kepada hukum-hukum furu' yang diterima dari imam-imam mereka. Jika terdapat kaidah yang bertentangan dengan hukum-hukum furu' yang diterima dari imam-imam mereka, maka kaidah itu diubah sedemikian rupa dan disesuaikan dengan hukum-hukum furu' tersebut. Jadi para ulama dalam aliran ini selalu menjaga persesuaian antara kaidah dengan hukum furu' yang diterima dari imam-imam mereka.

Diantara kitab-kitab Ilmu Ushul Fiqh dalam aliran ini yaitu, kitab yang disusun oleh Abu Bakar Ahmad bin Aliy yang dikenal Al-Jashashash (wafat pada tahun 380 Hijriyah) kitab yang disusun oleh Abu Zaid Ubaidillah bin Umar Al Qadliy Ad Dabusiy (wafat pada tahun 430 Hijriyah) kitab yang disusun oleh Syamsul Aimmah bin Ahmad As Sarkhasiy (wafat pada tahun 483 Hijriyah). Kitab yang disebut terakhir ini diberi penjelasan oleh Alauddin Abdul Aziz bin Ahmad Al Bukhariy (wafat pada tahun 730 Hijriyah) dalam kitabnya yang diberi nama Kasyful Asrar. Dan juga kitab Ilmu Ushul Fiqh dalam aliran ini ialah kitab yang disusun oleh Hafidhuddin `Abdullah bin Ahmad An Nasafiy (wafat pada tahun 790 Hijriyah) yang berjudul Al-Manar, dan syarahnya yang terbaik yaitu Misykatul Anwar.


 

  1. Hubungan Antara Fiqh dan Ushul Fiqh

Untuk menemukan hubungan antara Fiqh dan Ushul Fiqh kita harus kembali memahami ta'rif Fiqh dan Ushul Fiqh.

Ta'rif Fiqh

  1. Salah satu ilmu yang mempelajari bermacam-macam syari'at atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia balk yang bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial.
  2. Fiqh menurut bahasa adalah faham
  3. Fiqh menurut istilah atau ketetapan

Ta'rif Ushul Fiqh

  1. Ushul Fiqh adalah kaidah-kaidah yang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dan dalil-dalilnya serta dalil-dalil hukum (kaidah-kaidah yang menetapkan dalil hukum).
  2. Ushul Fiqh adalah kaidah-kaidah yang merupakan sarana untuk mendapatkan hukumnya perbuatan yang diperoleh dengan mengumpulkan dalil secara terinci.

Dari ta'rif Fiqh dan Ushul Fiqh di atas dapat disimpulkan bahwa Fiqh itu mempelajari dan mengetahui hukum-hukum syari'at agama Islam, sedangkan Ushul Fiqh adalah kaidah-kaidah yang dibutuhkan untuk mengeluarkan hukum dan perbuatan-perbuatan manusia yang dikehendaki oleh Fiqh.

Jadi hubungan ilmu Fiqh dengan Ushul Fiqh adalah erat sekali, tidak dapat dipisahkan antara kedua cabang ilmu tersebut. Ilmu Fiqh merupakan produk dari Ushul Fiqh. Ilmu Fiqh berkembang karena berkembangnya Ilmu Ushul Fiqh. Ilmu Fiqh akan bertambah maju manakala ilmu Ushul Fiqh mengalami kemajuan, karena ilmu Ushul Fiqh adalah semacam ilmu alat yang menjelaskan metode dan sistem penentuan hukum berdasarkan dalil-dalil naqli maupun aqliy.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA

Dr. M. Abdurrahman M. A. Dinamika Masyarakat Islam, Dalam Wawasan Fiqh, Bandung: Remaja Rosda Karya. 2006.

Drs. Nazar Bakriy. Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta: Rajawali Press. 1993

Dr. J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta: Rajawali Press. 2002.

Drs. Kamal Muchtar dkk. Ushul Fiqh jilid 1, Jakarta: DBW. 1995.

Muhammad Farkhan. Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Cella Jakarta. 2006.

Membangun Parlemen Online Efektif.

Dalam The Speed of Thought: Using a Digital Nervous System, eksekutif papan atas teknologi informasi Amerika, Bill Gates menulis, “Internet kini menjadi Pusat Kota untuk daerah-daerah global di masa depan”. Pernyataan Bill Gates ini semakin terbukti, dewasa ini dunia internet menjadi pusat kota untuk hampir segala bidang kegiatan kehidupan yang efektif, efisien dan ekonomis.

Salah satu bukti berkembangnya dunia internet dalam pergerakan politik ialah berdirinya parlemen online. Ketika parlemen resmi tidak dipilih menyalurkan aspirasi, pada era reformasi kelompok masyarakat kelas menengah progresif (mahasiswa) lebih memilih turun ke jalan menggelar parlemen jalanan. Kini dukungan kelas menengah mulai memanfaatkan dunia internet hingga tercipta gerakan parlemen online.

Hal inilah yang memuncak pada dukungan unik kepada dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah. Dua tokoh KPK itu tak hanya mendapat dukungan dari aksi-aksi masyarakat di dunia nyata lewat parlemen jalanan, tetapi juga dukungan dengan jejaring sosial Facebook dan situs web sosial lain lewat parlemen online yang mencapai jumlah lebih dari satu juta masyarakat.

Mengenai efektifitas parlemen online ialah hal yang menarik untuk dicermati. Fenomena yang tak terhindarkan ini harus digiring pada arus positif demi perbaikan demokratisasi Indonesia di masa yang akan datang, bukan sebaliknya. Nampaknya ada tiga aspek untuk membangun parlemen online efektif.

Pertama, alasan terciptanya parlemen online mesti disebabkan akses informasi yang cukup di dunia internet, yang membuat masyarakat dapat memutuskan berpikir mengikuti atau mengabaikan yang remeh atau fenomenal, juga untuk meluruskan atau bertindak lain serta bukan ikut-ikutan.

Kedua, meskipun para pemakai internet rata-rata masyarakat menengah ke atas perkotaan seperti pelajar, mahasiswa, dan pemuda terdidik lainnya yang relatif bersih dari kontaminasi berbagai kepentingan dengan suara sangat jernih, seperti yang bisa dicermati dalam tema-tema diskusi yang muncul, namun keterbatasan akses kaum pinggiran dan pedesaan dalam hal ini sangat disayangkan.

Dan ketiga, yang paling penting ialah mesti disadari Parlemen Online masih belum mencatat sukses dalam sejarah. Sangat ironis ketika orang sudah puas berkoar-koar di dunia maya, maka ada indikasi parlemen jalanan sebagai bentuk perlawanan yang aneh. Demonstrasi dikatakan ketinggalan zaman. Padahal parlemen jalanan ialah jalan pamungkas yang mujarab menjatuhkan banyak rezim.

Bagaimana pun, parlemen online ibarat komunikasi tulisan, meski bernilai efisien dan ekonomis namun tetap perlu penegasan, seperti Francis bacon (1561 - 1626) menulis, “umumnya, kesepakatan akan lebih baik diraih lewat komunikasi lisan dari pada tulisan saja“, kutipan tersebut masih relevan seiring roda zaman yang berputar, yakni mengingatkan perlu adanya “turun gunung” dari dunia internet ke dunia nyata demi penegasan.

Akhirnya, mari bersama menggiring Parlemen Online sebagai hasil kesadaran membaca cerdas perkara dan situasi ini untuk tidak puas berteriak di alam virtual saja, tapi berkelanjutan lebih dan lebih. Semoga fenomena parlemen online membawa arus positif demi perbaikan demokratisasi Indonesia di masa yang akan datang.


seputar indonesia, selasa 17 november 2009

KUNJUNGAN PRESIDEN OBAMA MENUJU ASIA

  1. Pentingnya Kunjungan Asia

Pada 12 – 19 November ini, Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan melaksanakan kunjungannya ke Asia dengan mengunjungi Jepang, Singapura, China dan Korea Selatan berkaitan dengan perundingan masalah ekonomi, perdagangan dan keamanan global.

Lawatan ini akan menjadi tonggak sejarah bagi Obama yang menguji hubungan penting AS dengan negara-negara besar Asia dan tampaknya dia akan mendesakkan dukungan prioritas pada kebijakan luar negeri negara adikuasa, yakni soal senjata nuklir dengan Korea Utara dan Iran, meningkatkan hubungan dengan China dan memelihara hubungan hangat antara AS dengan sekutunya, Korea Selatan dan Jepang.

Namun Obama tidak memasukkan kunjungan ke Indonesia, di mana dia pernah tinggal selama empat tahun semasa kecilnya, suatu periode yang sering dirujuk dalam pidato-pidatonya dan dalam pendekatannya kepada dunia Muslim, hal ini dilatar belakangi pertemuan seluruh pemimpin ASEAN di Singapura telah mencakup dialog Indonesia dan AS.

Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs, Sejak awal Oktober lalu secara resmi menyatakan :

"Presiden akan berkunjung ke Asia bulan depan untuk mempererat kerjasama kami dengan bagian penting dunia ini, mencakup berbagai masalah yang menjadi kepentingan bersama,"

Menurut kelompok kami, Kunjungan merupakan hal yang penting dilakukan oleh setiap pemimpin baik mulai dari pemimpin gelombang kecil hingga pemimpin gelombang yang lebih besar, mulai pemimpin keluarga, pemimpin sekolah, pemimpin kota, pemimpin universitas hingga pemimpin negara. Tambah lagi, kunjungan menjadi penting dan tidak terbantahkan dalam konteks Hubungan Internasional sesuai konteks aliran pemikiran politik internasional baik Neorealis maupun Neoliberal.

Neorealis menganggap negara pada dasarnya buruk dan sulit kerja sama, dan memfokuskan pada konflik Internasional sebagai inti kajian dan Neoliberalis menganggap negara pada dasarnya baik dan mendorong kerja sama, serta memfokuskan pada kerjasama internasional. Meskipun kedua pandangan besar ini bertentangan namun semuanya memandang kunjungan sebagai usaha yang menimbulkan pengaruh sangat besar dan sangat menentukan.

    Contoh terpenting dari kunjungan internasional ialah Pidato Obama di Mesir dalam kunjungan di Timur tengah, Pidato Obama merupakan fase awal perubahan arah kerjasama Islam dan AS serta krisis nuklir dan konflik Palestina-Israel. Buah dari kunjungan ini dibuktikan dunia dengan diakuinya Obama sebagai pemenang nobel perdamaian 2009.

    Prediksi kelompok kami mengenai kunjungan ASIA dalam waktu dekat ialah akan ada sebuah dialog penting antar Perdana Menteri Hatoyama Yukio Hatoyama dengan Presiden Obama pada 13 November mendatang di Tokyo. Selain akan membahas persekutuan bilateral kedua Negara, dialog mengenai Afghanistan yang merupakan fokus pemerintahan Jepang saat ini juga akan menjadi isu hangat.

Sebagai Perdana Menteri Jepang, Yukio Hatoyama dikenal lebih condong ke Asia dibanding AS. Perdana Menteri dari Democratic Party of Japan (DPJ) ini telah mengalahkan Taro Aso dari Liberal Democratic Party (LDP) yang memiliki perilaku bertentangan.


 

  1. Kunjungan Presiden Obama Yang Menakjubkan

Menurut kelompok kami, Obama telah melakukan beberapa kunjungan yang menakjubkan dan sangat berpengaruh, Tiga diantara kunjungan itu ialah kunjungan dadakan menuju Irak, Kunjungan menuju Turki dan kunjungan menuju Mesir. Tema keamanan dan perdamaian sangat jelas tergambar dari ketiga kunjungan ini.

Presiden Obama telah melakukan dua kali kunjungan eropa, satu kali kunjungan timur-tengah dan satu kali kunjungan dadakan menuju Irak. Kunjungan Pertama menuju Eropa terjadi Januari 2009 lalu di ikuti kunjungan dadakan Irak, kemudian kunjungan resmi Eropa pada Maret 2009 dan kunjungan resmi Timur Tengah pada Juni 2009.

Pertama, Kunjungan menakjubkan terjadi Hari Selasa 7 April 2009, Obama melakukan kunjungan mendadak ke Irak dan mengunjungi Camp Victory, kompleks militer Amerika di pinggir Baghdad.

Ia menyatakan penghargaan dan dukungannya kepada para tentara yang menyambutnya di pangkalan itu dan Ia mengatakan sudah waktunya bagi bangsa Irak untuk mengambil alih tanggung jawab atas negara mereka.

Presiden Obama bertemu di Camp Victory dengan panglima pasukan Amerika di Irak, Jenderal Ray Odierno dan dengan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki dan Presiden Jalal Talabani. Obama mengumumkan rencana untuk menarik sebagian besar pasukan tempur Amerika dari Irak sebelum akhir tahun 2010.

Kedua, terdapat jadwal ketat kunjungan kerja pertama Presiden Obama ke Eropa. Terhitung delapan hari sejak 31 Maret 2009 – 8 April 2009, Obama telah mengunjungi lima negara dan membicarakan beragam topik mulai dari ekonomi hingga terorisme.

Yang terpenting ialah kunjungan menuju Turki, negara berpenduduk mayoritas muslim ini menyaksikan Obama menggelar diskusi meja bundar dengan para pelajar dan mahasiswa. Obama juga menghadiri pertemuan internasional untuk memecahkan masalah terorisme di Pakistan dan Afghanistan.

5 April 2009, Presiden Obama, tiba di Turki, salah satu negara anggota Nato dan salah satu kunjungan pertamanya ke negara muslim. Turki mempunyai arti penting bagi AS, karena selama ini Turki menjadi mitra strategis bagi AS, khususnya dalam blok Nato.

Aksi menakjubkan dalam kunjungan ini ialah pernyataan Obama yang secara tegas mendukung Turki untuk masuk ke dalam blok negara Uni Eropa (UE). Obama memberikan dasar dukungannya kepada Turki, di mana para pemimpin di Uni Eropa di Praha, memutuskan menerima Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa yang ke – 27.

Masuknya Turki ke dalam masyarakat Uni Eropa, tidak mudah, karena Perancis sebagai salah satu negara Eropa yang paling besar menolak Turki. Perancis memiliki kekawatiran yang kuat masuknya Turki ke dalam Uni Eropa, di mana komunitas Turki mempunyai andil yang besar dalam meluaskan nilai-nilai Islam ke Eropa.

Ketiga, Presiden Obama tiba di Arab Saudi hari Rabu 3 Juni 2009 dalam pembukaan kunjungan Timur Tengah selama dua hari, Obama dilaporkan memperbaiki hubungan Timur Tengah - Amerika yang dalam kampanye presiden akhir tahun 2008 di istilahkan 'membangun dukungan gerakan Islam'. Dalam pidato hari kedua di Mesir inilah hal menakjubkan dan membuat rute baru hubungan dunia Islam dan barat.

Demi meraih dunia Muslim, Presiden Obama mengunjungi rumah bagi institusi pendidikan Islam tertinggi di kalangan Muslim Sunni, Al-Azhar. Kunjungan yang bermaksud meningkatkan ikatan dengan dunia Muslim secara global.

Inti pidato Obama di Mesir ialah :

1. Bahwa secara pribadi Barack Obama telah mengenal Islam lebih jauh, Islam bukanlah agama kekerasan tetapi agama perdamaian.

2. Warga Islam di Amerika Serikat telah menjadi bagian yang utuh dari Amerika Serikat.

3. Amerika tidak sedang berperang dengan Islam tetapi berperang melawan ekstrim keras yang mengancam keamanan negara Amerika.

4. Amerika akan menarik tentaranya di Afganistan kalau kelompok ekstrim keras telah tidak ada lagi.

5. Amerika mengakui penyerangan ke Irak sebenarnya tidak perlu terjadi. Ini kesalahan Pemimpin sebelumnya. Obama mengakui di negaranya ada sejarah yang kacau dalam menjalin hubungan diplomatik dengan Negara Islam Iran.

6. Amerika menolak perluasan Pemukiman Yahudi di Palestina yang dilakukan Israel

7. Sebagian warga negara Israel mulai membutuhkan terbentuknya negara Palestina.

8.Obama menginginkan tak satu pun di dunia ini memiliki Senjata Nuklir termasuk Amerika Sendiri

Dan yang menakjubkan dari pidato Obama ini, nama Indonesia disebutkan 4 kali, Indonesia yang bagian dari sejarah hidupnya, Indonesia yang cinta damai, Indonesia yang ummat muslimnya toleran kepada ummat lain dan Indonesia yang menghargai hak-hak perempuan.


 

  1. Nobel Perdamaian 2009 bagi Presiden Obama

Seperti dijelaskan sebelumnya Presiden Obama telah melaksanakan tiga rangkaian kunjungan menakjubkan, kunjungan dadakan menuju Irak, kunjungan menuju Turki dan kunjungan menuju Mesir.

Kunjungan Irak menunjukan komitmen Presiden Obama menarik sebagian besar pasukan tempur Amerika dari Irak sebelum akhir tahun 2010 dan mendukung pemerintah mandiri bagi Irak. Kunjungan Turki menujukan Presiden Obama menjunjung perdamaian dan keamanan tanpa pandang bulu berdasar rasional serta kunjungan Mesir menujukan komitmen Presiden Obama terhadap keadaan terbaik dunia Islam dan barat.

Dalam kunjungan Mesir inilah Obama menunjukan kecerdasannya, pidato selama satu jam yang dibawakanya sangat mempesona dan menjadi pusat perhatian seluruh dunia. Dengan tenang dan piawai kata-kata tegas seorang pemimpin terlontar.

Dalam pidato ini Obama menggunakan Ayat 13 Surat Al Hujurat : "O mankind! We have created you male and a female, and We have made you into nations and tribes so that you may know one another"

    Obama juga sangat piawai mengatur akhir pidatonya dengan kalimat yang indah dan bermakana yakni : "Isi Taurat secara keseluruhan mengajarkan perdamaian. Begitu pula dengan Injil yang menyatakn bahwa pembawa perdamaian ialah sebagai anak-anak Tuhan, orang-orang di seleuruh dunia dapat hidup bersama dalam kedamaian. Kita tahu ini adalah cara pandang Tuhan. Sekarang, saatnya kita mengusahakannya di Bumi".

    Selain karena kunjungan menakjubkan, Obama juga memiliki sebuah catatan cantik dalam sidang Dewan Keamanan PBB mengenai perlucutan senjata nuklir dan konvensional hubungan antar negara. Presiden AS Barack Obama mendukung hal ini, meski posisinya dipandang dengan skeptis oleh sejumlah pakar pertahanan AS.

Munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan militer bermula saat Perang Dunia kedua. Sejak itu, anggaran Kementerian Pertahanan AS terus meningkat. Setelah serangan teror 11 September 2001, AS dihadapkan pada tantangan keamanan baru. Presiden George W. Bush berinvestasi dalam sistem persenjataan baru dan modern.

Sebaliknya, pengganti Bush yaitu Presiden Obama, berencana untuk mengurangi persenjataan dan memangkas anggaran pertahanan AS. Kebijakan Obama ditentang oleh para pakar yang konservatif. Pakar pertahanan AS Eric Edelman menilai, Obama tidak akan berhasil. Di masa pemerintahaan Bush, Edelman adalah sekretaris negara di Kementerian Pertahanan.

Amerika Serikat dan Rusia memiliki lebih dari 80 persen persenjataan nuklir dunia. Amerika Serikat memiliki 2.200 hulu ledak, Rusia sekitar 2.790. Dalam suatu pernyataan bersama yang diluncurkan sebelum pertemuan G20 bulan April 2009, Presiden Obama dan Presiden Rusia Dmitri Medvedev mendesak pengurangan dan pembatasan senjata ofensif strategis.

Meskipun Obama mendapat ancaman mengenai kebijakannya namun beragam dukungan mengalir dan berbuah sebuah penghargaan yang tidak ia sangka-sangka yakni Nobel Perdamaian 2009.

Dengan rendah hati dan terkejut Obama mengatakan dalam pernyataan resmi dari Rose Garden di Gedung Putih, Jumat 9 Oktober 2009 :


 

"Saya merasa tak pantas berada sekelompok dengan para pemenang terdahulu, Penghargaan ini saya anggap sebagai panggilan untuk segera bertindak. Saya tak melihatnya sebagai pencapaian pribadi, melainkan pengakuan untuk leadership Amerika"


 

    Obama merupakan Presiden AS keempat yang memenangkan Nobel Perdamaian, setelah Theodore Roosevelt (1906), Woodrow Wilson (1919), dan Jimmy Carter (2002). Sedangkan dari anggota Partai Demokrat, Obama ialah orang ketiga yang memenangkan penghargaan ini setelah Wakil Presiden Al Gore (2007) dan Jimmy Carter (2002). Penghargaan ini bernilai 10 juta krona Swedia atau setara dengan Rp 13 miliar. Rencananya penghargaan ini akan diberikan di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember mendatang.

    Pro dan kontra mengenai hal ini terus mengalir dan diantara tokoh-tokoh yang berpendapat positif mengenai hal ini ialah Fidel Castro, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, ketua Komite Hadiah Nobel Norwegia, Thornbjörn Jagland, Kanselir Jerman Angela Merkel, Mantan presiden Finlandia, Martti Ahtisaari dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2005, Mohammad el Baradei, beliau berpendapat:


 

"Dia menekankan pada dialog sebagai cara penyelesaian konflik, komitmennya untuk tidak tergantung pada senjata nuklir. Dia mengulurkan tangan di tengah perbedaan, punya pemahaman bahwa kita adalah satu keluarga, meski beragam ras, warna kulit atau agama. Dia membangkitkan kembali harapan, bahwa kita dapat menciptakan perdamaian dunia dan mengandalkan sistem keamanan yang sejajar dan seimbang."


 

Tokoh-tokoh yang berpendapat negatif mengenai hal ini ialah Hamas yang diwakili Sami Abu Zuhri, Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Presiden Venezuela Hugo Chavez menurut Chavez :


 

"Apakah yang telah dilakukan Obama selama ini layak untuk mendapatkan penghargaan ini? Juri hanya memfokuskan pada harapan-harapannya tentang penghapusan senjata nuklir dunia, namun melupakan peranannya dalam menempatkan batalyonnya di Irak dan Afghanistan, dan keputusannya untuk mendirikan markas militer baru di Kolombia,"

Menurut Chavez, pemberian Nobel kepada Obama ini seperti memberikan hadiah kepada pelempar bola dalam baseball hanya karena dia berjanji akan memenangkan 50 pertandingan dan mengalahkan 500 orang pemukul. Hal ini sangat tidak realities.


 

  1. Kunjungan Menuju Asia, Rute dan Alasan

Minggu ini, Presiden Amerika Barack Obama akan melakukan kunjungan kepresidenan yang pertama ke kawasan Asia. Dalam lawatan kali ini, Presiden Obama akan berkeliling Asia selama 10 hari. Sebelumnya Obama telah melakukan kunjungan ke berbagai negara di Eropa dan kawasan Timur Tengah. Jepang akan menjadi negara Asia pertama yang dikunjungi Obama.

Awalnya, Obama akan terbang ke Negeri Matahari Terbit pada Kamis (12/11). Namun, Washington meminta penundaan waktu sehari. Penundaan ini dilakukan agar Obama dapat menghadiri peringatan mengenang 13 tentara AS yang menjadi korban penembakan di pusat militer Fort Hood, Kamis (5/11) lalu, waktu setempat.

Menurut rencana awal, setelah kunjungan dua hari di Jepang, Yang fokus utamanya adalah membahas persekutuan bilateral kedua Negara yang mulai sedikit berdeda, dialog mengenai Afghanistan yang merupakan fokus pemerintahan Jepang saat ini juga akan menjadi isu hangat.

Perdana Menteri Hatoyama adalah pemimpin beraliran kiri-tengah, beliau menjanjikan perombakan politik domestik Jepang yang selama lebih dari setengah abad menganut paham konservatif. Dia disebut-sebut dapat mewujudkan hubungan yang lebih sejajar dengan Washington, sekutu tua Tokyo.

Hatoyama sering mengkritisi gaya kapitalisme dan sifat fundamentalis pasar AS yang disebutnya tak bermoral dan merugikan hidup banyak orang. Dia bahkan menyebut kegagalan AS dalam perang Irak dan krisis finansial yang terjadi merupakan akhir dari era globalisasi AS dan dimulainya era multipolar.

Lebih dari setengah abad LDP berkuasa di Jepang. Dan selama masa itu Jepang selalu menjaga hubungan dekatnya dengan negara adikuasa AS. kini Democratic Party of Japan (DPJ) berhasil mengalahkan Liberal Democratic Party (LDP), maka akan terjadi perubahan besar-besaran di Jepang, terutama kebijakan luar negeri. Hatoyama menyebutkan pertumbuhan China yang pesat, disertai dengan ekonomi Jepang yang meningkat, dapat menjadikan kawasan Asia memiliki satu mata uang seperti di kawasan Uni Eropa.

Presiden Obama akan melanjutkan perjalanan ke Singapura untuk menghadari KTT APEC. Obama pertama akan tiba di Jepang, kemudian menghadiri forum KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Singapura. Dia akan mengadakan apa yang menurut Gedung Putih sebagai pembicaraan resmi pertama antara pemimpin AS dengan semua pemimpin 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), termasuk penguasa militer Myanmar

Selanjutnya, Obama meneruskan lawatannya ke China dan Korea Selatan. Beberapa pihak memperkirakan, kunjungan tersebut akan membuat Obama bekerja lebih keras lagi untuk menciptakan dialog yang arif dan kondusif bersama para pemimpin negara-negara Asia yang sedang dilanda isu hangat.

Korea Selatan masih bersinggungan dengan nuklir Korea Utara, China berkutat dengan masalah perdagangan dan Jepang belum memperlihatkan indikasi sepakat atas permintaan Washington untuk memindahkan pusat militer AS ke Pulau Okinawa.

"Kepopuleran Obama akan menjadi nilai tambah pada kunjungannya mendatang," ujar James Mann, pakar politik Asia di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, Washington. Walaupun sebagian besar penduduk Asia terjebak dalam sebuah narasi yang menyebutkan bahwa Obama adalah presiden kulit hitam pertama di AS, namun nama Obama tetap tidak akan sepopuler dirinya di Eropa.

China sebagai negara ekonomi terkuat di Asia ini masih menunjukkan kewaspadaannya terhadap pemerintahan Obama. Siapapun yang menjadi Presiden AS tidak akan bersahabat dengan China. Alasannya ialah Bagi AS, China merupakan salah satu pesaing yang kompetitif.

Secara umum Obama akan mempromosikan agenda kebijakan luar negerinya melalui kerja sama Asia. Isu-isu ekonomi, keamanan global, nonproliferasi nuklir, energi, dan perubahan iklim serta sejumlah hal berkaitan yang berada dalam daftar agendanya.


 

  1. Kunjungan Menuju Asia, Minus Indonesia

Salah satu alasan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menunda kunjungannya ke Jakarta adalah karena ia ingin dua puterinya, Malia dan Sasha, juga bisa datang ke Indonesia. Menurut Duta Besar RI untuk AS, Sudjadnan Parnohadingrat, keinginan Obama untuk mengajak kedua puterinya itu ke Indonesia diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt M. Campbell ketika kedua tokoh ini berdialog.

Obama tidak jarang menceritakan kepada Malia (11) dan Sasha (8) berbagai kenangan dan pengalaman saat menghabiskan sebagian masa kecilnya di Indonesia. Alasan ini yang digunakan Presiden Obama dan menarik perhatian dari informasi-informasi yang tidak diinginkan.

Obama sempat mengupayakan agar kedua puterinya bisa berangkat dengannya dalam rangka kunjungan ke Indonesia November ini. "Tapi kepala sekolah tidak bisa memberikan ijin karena saat ini bukan masa liburan" ucap Parnohadingrat kepada antara, tambahnya. Malia dan Sasha bersekolah di Sidwell Friends School di Washington DC.

Di sekolah swasta itu, Malia saat ini menjadi murid kelas enam, sementara Sasha murid kelas dua.Puteri mantan presiden AS Bill Clinton, Chelsea Clinton, juga pernah menjalani pendidikan di sekolah yang sama.

Seperti yang diumumkan oleh Juru Bicara Kepresidenan Dino Pati Djalal serta Kedutaan Besar AS di Jakarta, Presiden Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyepakati bahwa kunjungan Obama ke Indonesia akan dilakukan tahun depan.

Kesepakatan itu dicapai ketika keduanya secara informal melakukan pertemuan di sela-sela pelaksanaan KTT G-20 di Pittsburgh akhir September lalu. Sebelumnya, Obama disebut-sebut akan berkunjung ke Indonesia pada November ini, saat dirinya melakukan lawatan ke beberapa negara Asia.

Dengan tidak hadirnya Presiden Obama menuju Indonesia, namun pada tanggal 18 Februari 2009, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton telah berkunjung ke Indonesia. Para analis melihat kunjungan ini sama pentingnya dengan kunjungan Obama yakni untuk memperbarui hubungan dengan negara-negara Asia.

Adapun ketika Hillary mengunjungi Indonesia alasan utamanya ialah dunia Islam Indonesia, keadaan strategis Indonesia dalam melawan terorisme dan mencari pendekatan baru bagi penyelesaian konflik di Timur Tengah menjadi fokusnya.

    Sebagai Penutup dari kelompok kami, seperti kita diketahui bahwa salah satu tujuan Kunjungan indonesia Presiden Obama yang gagal november ini ialah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Menurut kelompok kami tiga hal yang sebaiknya kita lakukan sebagai mahasiswa.

Pertama, menunjukan pada Obama bahwa Mahasiswa Indonesia yang diwakili kampus UIN Jakarta ialah mahasiswa yang Pluralis, Islamis dan Demokratis, Kedua, menunjukan pada Obama bahwa Mahasiswa Indonesia ialah Humanis dan Cinta Lingkungan Hidup serta Ketiga, mari jaga
negeri ini dari tindakan yang merugikan seperti menimpa kegagalan kunjungnan klub sepak bola raksasa Manchester United (MU) ke Indonesia yang ternyata terorisme sebagai pelakunya dekat dengan kampus tercinta.

KENNETH WALTZ, NEO REALISME dan KAJIAN PERANG DINGIN

  1. Pendahuluan


     

Ketika tidak sedikit dugaan barat bahwa antar telapak tangan negara adidaya terdapat "perpetual peace". Namun di penghujung Perang Dingin, argumen-argumen ini pun pergi, terhapus dengan pemikiran bagaiman negara-negara adidaya berinteraksi satu sama lain. Dunia memasuki kesempatan sempit dihiasi usaha menjadi pusat kuasa yang tak henti-hentinya digalang dengan kompetisi keamanan. Mengutip dari John J Mearsheimer dalam Tragedy Of Great Politics (2001), "the end of cold war has brought us to "the end of history".

Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (AS) serta sekutu (Blok Barat) dan Union of Soviet Socialist Republic (USSR) serta sekutu (Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947 - 1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer, ideologi, psikologi, tilik sandi militer, industri, pengembangan teknologi, pertahanan, perlombaan nuklir dan persenjataan serta banyak lagi. Demikian menurut Wikipedia yang juga menjelaskan ketakutan dunia di masa itu akan perang nuklir dan "the end of history" yang tidak terjadi.

Ketika Realisme gagal menjelaskan mengapa negara-negara yang berbeda atau bahkan bertentangan, secara ideologis ataupun politik tetap berperilaku sama, semisal USSR yang komunis dan AS yang liberal kapitalis sama-sama teribat dalam kompetisi merebut kekuasaan, membangun kekuatan militer atau mengembangkan pengaruh (sphere of influence), Kenneth Waltz lewat Theory of International Politic (1979) menerangkan kegagalan realisme berasal dari metodologi yang digunakannya, yakni metodologi behaviouris. Dalam pemikiran Waltz, aspek penting yang menjadikan perilaku negara serupa terletak pada kekuatan sistemik, yakni struktur internasional.

Dalam pandangan Waltz, teori hubungan internasional (HI) yang terbaik adalah teori sistem kaum neo-realis yang intinya memfokuskan pada struktur sistem. Dalam realisme klasik para pemimpin negara dan penilaian subjektifnya tentang HI merupakan pusat perhatiannya. Dalam neo-realisme, sebaliknya, struktur sistem khususnya distribusi kekuatan relatif, merupakan fokus analitis utama.


 

  1. PENGERTIAN NEO-REALISME


     

Neo-realisme dan realisme klasik adalah bagian dari realisme, neo-realisme dikenal pula dengan realisme struktural seperti dijelaskan Kenneth Waltz lewat Theory of International Politic. Antara neo-realisme dan realisme klasik memiliki persamaan dan perbedaan pemikiran.

Persamaan neo-realisme dan realisme klasik adalah menjadikan negara dan perilaku negara sebagai fokusnya serta berusaha menjawab pertanyaan mengapa perilaku negara selalu terkait dengan kekerasan. Dalam pemikiran kedua realis ini pula, perilaku negara yang keras dan amoral merupakan konsekuensi dari endemiknya kekuasaan dalam politik internasional, seperti secara jelas dikutip dari The Globalization of World Politic milik John Baylis dan Steve Smith yang diwakili ekspresi Morgenthau (pemikir realisme klasik) dengan "... fundamentally about struggle for belonging, a struggle that is often violent".

Tetapi neo-realisme dan realisme klasik memiliki perbedaan mengenai mengapa politik internasional memiliki karakter endemik yang ditandai dengan perebutan kekuasaan.

Bagi realis klasik, perebutan kekuasaan
yang berlangsung terus menerus dalam politik internasional bersumber pada hakekat manusia. Seperti pemikiran-pemikiran yang dikembangkan Thucydides, Machiavelli dan Hobbes, pemikiran yang melihat hakikat manusia bersifat self-interested dan dalam kondisi state of nature akan berperang satu sama lain, realis klasik memandang negara akan memiliki karakter yang sama, karena politik internasional pada dasarnya adalah gambaran dari state of nature dalam arti yang sebenarnya.

Adapun bagi neo-realisme, perebutan kekuasaan dalam politik internasional bukan berasal dari hakekat manusia (negara), melainkan dari struktur yang menjadi konteks dari perilaku negara-negara yang bersifat anarkhi.

Dalam sebuah sistem yang secara struktural anarkhi, negara harus bertindak semata-mata berdasarkan kepentingannya sendiri, yaitu mengejar kekuasaan sebesar-besarnya. Negara tidak bisa menggantungkan keamanan dan kelangsungan hidupnya pada negara atau institusi lain, melainkan pada kemampuannya sendiri (self-help), yakni mengumpulkan berbagai sarana seperti yang terutama ialah militer. Tetapi, kebutuhan sebuah negara untuk mempertahankan diri dengan memperkuat kekuatan militernya bagi negara lain merupakan sumber ancaman dan menuntut negara lain tersebut melakukan hal yang sama yang dikenal sebagai security dilemma (dilema keamanan).


 

  1. Pemikiran Utama Neo-realisme


     

Beberapa tokoh utama neo-realisme dengan karyanya antara lain Jean Jaques Roasseu dengan The State Of War (1750), Kenneth Waltz dengan Theory of International Politics (1979) dan John J Mearsheimer dengan Tragedy Of Great Politics (2001).

Jean Jaques Roasseu memiliki ide utama dalam neo-realis bahwa bukanlah hakikat menusia, tetapi sistem yang anarki yang mengembangkan ketakutan, kecemburuan, kecurigaan dan ketidak amanan dalam negara, Kenneth Waltz memiliki ide utama mengenai struktur internasional dan John J Mearsheimer memiliki ide utama mengenai self-help.

Diantara tokoh-tokoh ini, Kenneth Waltz merupakan yang paling menonjol dengan perkembangan teoritis studi HI. Karyanya, Theory of International Politics, dianggap sebagai karya paling komprehensif dan elaboratif yang menggambarkan pemikiran dan posisi neo-realism dan juga merupakan upaya eksplanasi yang sangat tinggi terhadap fenomena-fenomena politik internasional.

Pemikiran kunci Kenneth Waltz memiliki tiga karakteristik membahas politik internasional, pertama,
Ordering Principle Of System (prinsip pengorganisasian sistem), menurut Waltz politik internasional memiliki prinsip anarkhis dan berbeda dengan politik domestik yang hirarkhis yang ia tulis "Domestic politic is hierarchically ordered" (Kennetz Waltz, 81), lalu
karakter kedua, the character of units (karakter unit) dan ketiga, the distribution of capabilities (distribusi kapabilitas).

Karakter unit sistem mengacu pada fungsi yang dijalankan unit-unit dalam sistem (negara), semua unit memiliki fungsi yang sama yakni menjamin kelangsungan hidupnya. Tetapi, negara-negara tersebut berbeda dalam kapabilitas. Sederhananya, Waltz percaya, semua negara memiliki kesamaan tugas dan fungsi, tetapi tidak dalam kapabilitas untuk menjalankannya.


 

Sebagaimana dijelaskan oleh Tim Dunne dan Brian C Shmidt bahwa :

"Waltz argues that states, especially the Great Powers, have to be sensitive to the capabilities of other states"

"Waltz menganggap bahwa negara-negara, khusunya Negara Negara adidaya, memiliki kesensitifan pada kapabilitas dari negara-negara lain"


 

Kemudian dikutip oleh Robert Jackson dan George Soerensen dari Theory of International Politic, Kenneth Waltz, mengenai keyakinannya pada sistem bipolar dibanding sistem multi polar :

"Hanya dengan dua negara berkekuatan besar, keduanya dapat di harapkan bertindak untuk memelihara sistem"


 

  1. Perolehan Relatif dan Absolut


     

Joseph grieco (1988) adalah seorang sarjana neo-realis yang fokus mengenai konsep Perolehan Relatif dan Absolut, Grieco mengklaiam bahwa negara memiliki keinginan menambah kuasa (power) dan mengembangkan pengaruh (sphere of influence) dan akan berkerja sama dengan negara lain atau aktor lainnya dalam sistem internasioanal untuk menambah kapabilitasnya.

Ada dua rintangan dalam kerjasama internasional, yakni kecurangan dan perolehan relatif dari aktor lain, sehingga ketika ada kerjasama internasional yang gagal, maka negara lainnya akan membatalkan multilateral yang terjalin dan bertindak unilateral, pemikiran neo-realis ini sangat berbeda dengan neo liberalis yang beranggapan kerjasama internasional tidak akan bekerja karena kecurangan dan kepentingan nasional di tiap-tiap negara.


 

  1. Study Keamanan dan Neo-realis


     

Saat ini, pemikir study kemanan (security studies) di Amerika khususnya, pemikir yang lebih bernuansa Neo-realis memiliki dua versi neo-realis, offensive dan defensive. Offensive neo-realis adalah mereka yang setuju sebagian besar teori neo-realisme Kenneth Waltz dan mengambil beberapa bagian teori realisme klasik, dan defensive realisme bergantung sekali pada pandangan kawan atau lawan untuk sebuah kerjasama antar negara.

John J Mersheimer adalah seorang Offensive neo-realis dalam security studies, bagi offensive neo-realis, kekuasaan yang relatif lebih penting dari pada kekuasaan absolut. Dia mensugesti para kepala negara untuk mempertahankan keamanan politik (security policies) yang melemahkan lawan potensial daripada harus menambah kekuasaan dengan menyerang lawan.

John J Mersheimer menunjukan aksinya pada saat memprotes tindakan George W Bush pada perang Irak (2003), alasannya, tidak ada alasan rasional menyerang Irak lewat isu senjata pemusnah masal dan terorisme dunia, hal ini hanya menguras jutaan uang negara dan akan meningkatkan serangan lawan-lawan pada Amerika di kemudian hari.

Dan para defensive neo-realis berbeda pendapat, Robert Jervis (1999) dan Jack Snyder (1991) misalnya mengklaim ketika kita mampu berdiri pasca ekspansi atau penundukan adalah keuntungan yang sangat besar.


 

  1. PENABUH GENDERANG PERANG DINGIN


     

Siapa penabuh genderang perang dingin (pemicu)? mengenai hal ini Joseph S. Nye, Jr. dalam Understanding International Conflicts (1997), menjelaskan
tiga pilihan pendekatan yakni tradisionalis, revisionis dan postrevisionis.

Tradisionalis (orthodox), beranggapan perang dingin dipicu oleh Stalin dan Union of Soviet Socialist Republics (USSR) yang melakukan diplomasi agresif ketika Amerika Serikat (AS) melakukan diplomasi defensif. Alasannya ada komitmen baik yang membuktikan di akhir peperangan hingga masa kini akan komitmen AS kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menjaga politik internasional.

Revisionis beranggapan perang dingin lebih ditenggarai oleh AS, karena ketika itu dunia tidak benar-benar bipolar namun telah di hegemoni AS. Revisionis terbagi dua kelompok, yakni Soft dan Hard. Menurut Soft Revisionists Presiden Harry S Truman dari AS, memiliki bibit anti Stalin dan ingin mnenjatuhkan namun menurut Hard Revisionists AS dengan kapitalismenya yang memiliki bibit anti komunis USSR.

Dan berbeda lagi dengan postrevisionis, yang menyatakan ketika perang dunia terdapat tujuh negara adidaya di dunia, namun setelah perang dunia hanya tersisa dua yakni US dan USSR, vacuum of power inilah yang mengakibatkan persaingan dan bukan diwarnai apa-apa melainkan security dillemma antara kedua negaranya.


 

  1. TIME LINE PERANG DINGIN


     

ERA BIPOLAR

No

Tahun

Keterangan

1

1947

India dan Pakistan merdeka, Perang dingin mulai

2

1948

Israel merdeka

3

1949

Komunis China berkuasa

4

1953

Stalin meninggal

5

1954

Vietnam merdeka dan terbagi

6

1957

Ghana merdeka

7

1958

Pasar eropa menggeliat

8

1960

Populasi 3 Milyar

9

1962

Krisis misil Kuba

10

1964

Perang Vietnam Vs AS

11

1969

Pendaratan pertama di bulan


 

ERA PENURUNAN BIPOLAR

12

1972

SALT I, Kunjungan Nixon ke China

13

1974

Populasi 4 Milyar

14

1975

Akhir Perang Vietnam, Vietnam Utara jatuh, Minicomputer beredar

15

1976

Mao meninggal, Reformasi china

16

1979

USSR infasi Afganisthan

17

1981

Reagen memegang kuasa AS

18

1985

Gorbachev memegang kuasa USSR

19

1987

Populasi 5 milyar


 

AKHIR ERA BIPOLAR

20

1989

Tembok Berlin terbuka, kerusuhan Tianenmen

21

1990

Persatuan Jerman

22

1991

Perang Teluk Persia, USSR mundur


 

sumber : John T. Rourke. International Politics on the World Stage, Singapura: McGraw-Hill Companies. 2004. Hal i.


 

  1. Sekilas Perang Dingin


     

Menurut Juwono Sudarsono, secara resmi apa yang dikenal sebagai Perang Dingin berakhir pada kurun waktu 1989 -1990 dengan runtuhnya Tembok Berlin (9 November 1989) serta menyatunya Jerman Barat dan Timur (3 Oktober 1990). Perkembangan itu disusul dengan bubarnya Uni Soviet (25 Desember 1991) bersamaan dengan mundurnya Mikhail Gorbachev sebagai kepala negara. Inilah awal naiknya Amerika Serikat sebagi satu-satunya negara adidaya.

Paradigma Perang Dingin 1949-1989 seperti Juwono jelaskan terbagi pada beberapa tahap perkembangan sesuai dengan realitas hubungan antar bangsa. Secara politis Perang Dingin terbagi atas tahap 1947-1963 dengan beberapa puncak persitiwa seperti Blokade Berlin 1949, Perang Korea 1950-1953, Krisis Kuba 1962 dan Perjanjian Proliferasi Nuklir 1963. Selanjutnya selama Perang Vietnam 1965-1975, paradigma Perang Dingin terbatas pada persaingan berkelanjutan antara AS dan USSR di beberapa kawasan strategis dunia.

Salah satu yang terpenting terjadi dalam perang Arab-Israel 1967-1973. Perundingan senjata strategis yang mulai dirintis dan dikukuhkan melalui Perjanjian SALT I juga menjadi salah satu ciri periode ini. Selama kurun waktu yang panjang itulah isu-isu seperti pertentangan ideologis, perebutan wilayah pengaruh, pembentukan blok militer, politik bantuan ekonomi yang dilatar belakangi kepentingan ideologis, spionasi militer dan pembangunan kekuatan nuklir menjadi tema-tema penting.

Pada tahun 1966 dominasi Amerika Serikat, melemah lewat berdirinya Komisi Triterial, beranggotakan Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang, komisi ini berpengaruh merubah hegemoni Amerika Serikat atas kerjasama politik, ekonomi dan militer. Selanjutnya pada era 1985 – 1990, peredaan ketegangan hubungan barat dan timur mulai timbul, perhatian pada kajian-kajian militer strategis ke masalah ekonomi politik serta keamanan mulai berarti luas. Konferensi lingkungan hidup dan pembangunan berlanjut dan menetukan arah pengkajian HI hingga sekarang.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA

John Baylis dan Steve Smith (eds). The Globalization of World Politic : An Introduction to international relations, Oxford: Oxford University Press. 2005.

Kenneth Waltz. Theory of International Politic, New York: Random House.1979.

John J Mearsheimer. The Tragedy of Great Power Politics, New York: WW Norton & Company. 2001.

John T. Rourke. International Politics on the World Stage, Singapura: McGraw-Hill Companies. 2004.

Joseph S. Nye, Jr. Understanding International Conflicts: An Introduction To Theory And History,New York : Longman.1997.

Jackson, Robert & George Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar. 2005.

Drs. Zainuddin Djafar. Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan Tantangan masa Depan, Jakarta : Pustaka Jaya. 1996.

Stephanie lawson. International Relations, Cambridge: Blackwell Publishing. 2003.

Muhammad Farkhan. Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Cella Jakarta. 2006.

Viotti, Paul R. & Mark V. Kauppi. International Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalis, and Beyond. MA: A Viacom Company. 1998.