gerakan sosial
B.GERAKAN SOSIAL(CIVIL SOCIETY)
1. Keberadaan Gerakan Sosial
Gerakan sosial adalah perubahan manifes yang berasal dari bawah, yaitu aktivitas-aktivitas yang dilakukan massa rakyat dalam beragam derajat "kebersamaan”. Sebagai tujuan gerakan sosial, perubahan sosial dapat bersifat positif, yaitu memperkenalkan hal-hal baru (pemerintahan, rezim politik, adat, hukum, dan lembaga baru), dan negatif, yaitu menghentikan, mencegah, dan mengembalikan arah perubahan dari proses yang tidak berhubungan dengan gerakan sosial itu sendiri (kerusakan lingkungan, penurunan tingkat kelahiran, peningkatan kriminalitas), atau dari aktivitas gerakan sosial lain.
Gerakan sosial mempunyai beragam status kausal terhadap perubahan sosial:
Pertama, gerakan sosial dapat menjadi penyebab hakiki perubahan sosial. Dalam hal ini gerakan sosial harus terjadi pada lingkungan sosial yang kondusif dan gerakan sosial harus efektif dengan faktor-faktor lain.
Kedua, gerakan sosial dapat sebagai efek atau gejala yang mendampingi terjadinya perubahan sosial, misalnya, karena urbanisasi dan modernisasi. Dalam hal ini, gerakan sosial memengaruhi jalannya perubahan sosial, memodifikasi arah kecepatannya.
Ketiga, gerakan sosial sebagai mediator dalam rantai kausal social praxis. Dalam hal ini, gerakan sosial merupakan produk dari perubahan sosial sebelumnya dan menjadi penghasil transformasi sosial berikutnya sehingga menjadi wahana, pembawa, dan transmitter .
2. Definisi Gerakan Sosial
Dalam memberikan definisi dibedakan menjadi rumusan klasik dan kontemporer dikarenakan berbedanya luas perincian gerakan sosial, istilah kolektivitas (bukan group) digunakan untuk menggarisbawahi mengenai fenomena gerakan sosial yang terorganisir.
a. Definisi Klasik
1. Upaya kolektif untuk memantapkan tatanan kehidupan barn (Blumer, 1951).
2. Upaya kolektif untuk memodifikasi norma dan nilai (Slesmer, 1962).
3. Tindakan kolektif dengan derajat kelangsungan tertentu untuk mendorong atau menolak perubahan dalam masyarakatnya (Turner & Killian, 1972).
4. Upaya kolektif untuk mengendalikan perubahan atau mengganti arah perubahan (Lauer, 1976).
b. Definisi Kontemporer
1. Pertanyaan untuk suatu pilihan perubahan di antara anggota masyarakat, khususnya: usaha-usaha kolektif untuk menyampaikan keluhan dan ketidakpuasan dan atau mendorong atau menolak perubahan (Zald & Berger, 1978).
2. Bentuk-bentuk tindakan kolektif yang sedikit banyak terorganisir yang bertujuan mengadakan perubahan sosial, khususnya kelompok-kelompok individu yang berkumpul dengan tujuan sama untuk mengungkap ketidakpuasan yang secara subjektif dirasakan dan perubahan dalam basis sosial politik (Eyerman & Jamison, 1991).
3. Kelompok tidak konvensional yang berusaha menghasilkan atau mencegah perubahan, khususnya kelompok-kelompok tidak konvensional yang memiliki beragam derajat organisasi formal dan yang berupaya untuk menghasilkan atau mencegah bentuk perubahan radikal ataupun reformis (Wood & Jackson, 1982) .
Dapat kami simpulkan dari definisi-definisi tersebut bahwa gerakan sosial adalah perilaku yang (1) aliansi sosial (2) bersifat mendorong atau menghambat suatu segi perubahan sosial, dan (3)tujuan kepentingan bersanma.
3. Penggolongan Gerakan Sosial
a. Cakupan Perubahan yang Direncanakan
Gerakan Alternative :merencanakan perubahan sebagian perilaku seseorang. Misalnya, gerakan anti merokok dan anti AIDS
Gerakan Reformasi :merencanakan perubahan relatif terbatas, mengubah beberapa aspek dalam masyarakat tanpa mengubah struktur kelembagaan inti. Misalnya, gerakan pro atau anti uu pornografi dan gerakan hak-hak binatang.
Gerakan Transformasi : merencanakan perubahan pada tingkat ekstrim, mengubah seluruh aspek inti struktur sosial (politik, ekonomi, budaya) dan membentuk suatu masyarakat alternatif. Misalnya gerakan hak-hak sipil di Amerika atau gerakan anti apartheid di Afrika Selatan.
Gerakan Radikal : merencanakan perubahan struktur kelembagaan inti secara mendalam. Misalnya gerakan-gerakan millenarian (ratu adil), fasis dan komunis disebut gerakan radikal.
b. Kualitas Perubahan yang Direncanakan
Gerakan Progresif : gerakan pembentuk masyarakat ke dalam satu pola baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya dengan orientasi ke masa depan, misalnya, gerakan kelompok republik, sosialis, dan pembebasan perempuan.
Gerakan Konservatif : gerakan pemebentuk masyarakat berorientasi masa lalu yang berupaya mengembalikan kelembagaan, hukum, cara hidup dan kepercayaan yang dulu ada kemudian terkikis oleh zaman. Misalnya, gerakan keagamaan kaum fundamentalis, gerakan ekologis, gerakan kebangkitan etnis di Eropa Timur dan Eropa Tengah setelah hancurnya komunisme. Di Indonesia, gerakan keagamaan fundamentalis seperti ini adalah Front Pembela Islam (FPI), Laskar Jihad, Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal-Jamaah (FKAWJ), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Gerakan Reaksioner : gerakan pemebentuk masyarakat berorientasi masa lalu yang berupaya mengembalikan kelembagaan, hukum, cara hidup dan kepercayaan yang dulu ada kemudian terkikis oleh zaman dan meninggalkan institusi dan nilai masa kini. Misalnya, gerakan Ku Klux Klan di Amerika, gerakan underground (tersembunyi) di Amerika ini bertujuan meninggalkan institusi dan nilai masa kini agar kembali kepada asas white supremacy (keunggulan orang putih diatas orang hitam)
c. Sasaran Dari Perubahan yang Direncanakan
Gerakan Sosiopolitis : perubahan hirarki politik, ekonomi, kelas stratifikais. Misalnya, gerakan evangelis (memberi ampunan) oleh Paus John Paul II.
Gerakan Sosiokultural : perubahan kepercayaan, nilai, norma, simbol, pola¬pola kehidupan sehari-hari. Misalnya, gerakan hippies dan punks.
d. Vektor/arah Perubahan yang Direncanakan
Gerakan Positif :menuju perubahan kearah positif. Misalnya, gerakan jum’at bersih.
Gerakan Negatif : mencegah perubahan atau respon atas perubahan yang berakibat negatif. Misalnya, gerakan anti-modemitas (mempertahankan budaya asli, melawan/anti globalisasi), gerakan ekologis (akibat adanya perusakan lingkungan, polusi, dan eksploitasi sumber daya oleh pihak industri).
e. Strategi Dasar atau Logika Tindakan
Logika instrumental : bertujuan memperoleh kekuasaan politis dan dengan itu memaksakan perubahan di bidang hukum, kelembagaan, dan organisasi masyarakat. hka berhasil, gerakan sosial ini berubah menjadi kelompok penekan (pressure group) atau partai politik dan masuk ke dalam parlemen dan pemerintahan. Misalnya, Green Party di Jerman, gerakan solidaritas di Polandia.
Logika Ekspresif : bertujuan menjamin identitas, mendapat penerimaan atas nilai atau cara hidup mereka, memperoleh otonomi, hak sejajar, emansipasi budaya, dan politik. Misalnya, gerakan hak-hak sipil, hak-hak etnis, feminis dan gay.
4. Faktor Penyebab Gerakan Sosial
Para Sosiolog ada yang menyatakan penyebab gerakan sosial bersifat psikologis (Horton dan Hunt) dan bersifat sosiologis (Giddens, 1990; Kornblum, 1988; dan Light, Keller dan Calhoun, 1989).
Menurut Horton dan Hunt, gerakan sosial disebabkan psikologis para aliansi sosial didalamnya sedangkan menurut Giddens, Kornblum, Light, Keller dan Calhoun, gerakan sosial disebabkan derita deprivasi (kehilangan, kekurangan, penderitaan), misalnya di bidang ekonomi (seperti hilangnya peluang untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya. Para penganut penjelasan ini menunjuk pada fakta bahwa gerakan sosial dalam sejarah didahului deprivasi yang disebabkan oleh faktor seperti kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok.
Menurut James Davies, ia menggugat konsep derita deprivasi dan merumuskan penjelasan yang memakai konsep deprivasi relative, meskipun tingkat kepuasan masyarakat meningkat terus, namun mungkin saja terjadi kesenjangan antara harapan masyarakat dengan keadaan nyata yang dihadapi. Kesenjangan ini dinamakan deprivasi relatif .
1. Keberadaan Gerakan Sosial
Gerakan sosial adalah perubahan manifes yang berasal dari bawah, yaitu aktivitas-aktivitas yang dilakukan massa rakyat dalam beragam derajat "kebersamaan”. Sebagai tujuan gerakan sosial, perubahan sosial dapat bersifat positif, yaitu memperkenalkan hal-hal baru (pemerintahan, rezim politik, adat, hukum, dan lembaga baru), dan negatif, yaitu menghentikan, mencegah, dan mengembalikan arah perubahan dari proses yang tidak berhubungan dengan gerakan sosial itu sendiri (kerusakan lingkungan, penurunan tingkat kelahiran, peningkatan kriminalitas), atau dari aktivitas gerakan sosial lain.
Gerakan sosial mempunyai beragam status kausal terhadap perubahan sosial:
Pertama, gerakan sosial dapat menjadi penyebab hakiki perubahan sosial. Dalam hal ini gerakan sosial harus terjadi pada lingkungan sosial yang kondusif dan gerakan sosial harus efektif dengan faktor-faktor lain.
Kedua, gerakan sosial dapat sebagai efek atau gejala yang mendampingi terjadinya perubahan sosial, misalnya, karena urbanisasi dan modernisasi. Dalam hal ini, gerakan sosial memengaruhi jalannya perubahan sosial, memodifikasi arah kecepatannya.
Ketiga, gerakan sosial sebagai mediator dalam rantai kausal social praxis. Dalam hal ini, gerakan sosial merupakan produk dari perubahan sosial sebelumnya dan menjadi penghasil transformasi sosial berikutnya sehingga menjadi wahana, pembawa, dan transmitter .
2. Definisi Gerakan Sosial
Dalam memberikan definisi dibedakan menjadi rumusan klasik dan kontemporer dikarenakan berbedanya luas perincian gerakan sosial, istilah kolektivitas (bukan group) digunakan untuk menggarisbawahi mengenai fenomena gerakan sosial yang terorganisir.
a. Definisi Klasik
1. Upaya kolektif untuk memantapkan tatanan kehidupan barn (Blumer, 1951).
2. Upaya kolektif untuk memodifikasi norma dan nilai (Slesmer, 1962).
3. Tindakan kolektif dengan derajat kelangsungan tertentu untuk mendorong atau menolak perubahan dalam masyarakatnya (Turner & Killian, 1972).
4. Upaya kolektif untuk mengendalikan perubahan atau mengganti arah perubahan (Lauer, 1976).
b. Definisi Kontemporer
1. Pertanyaan untuk suatu pilihan perubahan di antara anggota masyarakat, khususnya: usaha-usaha kolektif untuk menyampaikan keluhan dan ketidakpuasan dan atau mendorong atau menolak perubahan (Zald & Berger, 1978).
2. Bentuk-bentuk tindakan kolektif yang sedikit banyak terorganisir yang bertujuan mengadakan perubahan sosial, khususnya kelompok-kelompok individu yang berkumpul dengan tujuan sama untuk mengungkap ketidakpuasan yang secara subjektif dirasakan dan perubahan dalam basis sosial politik (Eyerman & Jamison, 1991).
3. Kelompok tidak konvensional yang berusaha menghasilkan atau mencegah perubahan, khususnya kelompok-kelompok tidak konvensional yang memiliki beragam derajat organisasi formal dan yang berupaya untuk menghasilkan atau mencegah bentuk perubahan radikal ataupun reformis (Wood & Jackson, 1982) .
Dapat kami simpulkan dari definisi-definisi tersebut bahwa gerakan sosial adalah perilaku yang (1) aliansi sosial (2) bersifat mendorong atau menghambat suatu segi perubahan sosial, dan (3)tujuan kepentingan bersanma.
3. Penggolongan Gerakan Sosial
a. Cakupan Perubahan yang Direncanakan
Gerakan Alternative :merencanakan perubahan sebagian perilaku seseorang. Misalnya, gerakan anti merokok dan anti AIDS
Gerakan Reformasi :merencanakan perubahan relatif terbatas, mengubah beberapa aspek dalam masyarakat tanpa mengubah struktur kelembagaan inti. Misalnya, gerakan pro atau anti uu pornografi dan gerakan hak-hak binatang.
Gerakan Transformasi : merencanakan perubahan pada tingkat ekstrim, mengubah seluruh aspek inti struktur sosial (politik, ekonomi, budaya) dan membentuk suatu masyarakat alternatif. Misalnya gerakan hak-hak sipil di Amerika atau gerakan anti apartheid di Afrika Selatan.
Gerakan Radikal : merencanakan perubahan struktur kelembagaan inti secara mendalam. Misalnya gerakan-gerakan millenarian (ratu adil), fasis dan komunis disebut gerakan radikal.
b. Kualitas Perubahan yang Direncanakan
Gerakan Progresif : gerakan pembentuk masyarakat ke dalam satu pola baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya dengan orientasi ke masa depan, misalnya, gerakan kelompok republik, sosialis, dan pembebasan perempuan.
Gerakan Konservatif : gerakan pemebentuk masyarakat berorientasi masa lalu yang berupaya mengembalikan kelembagaan, hukum, cara hidup dan kepercayaan yang dulu ada kemudian terkikis oleh zaman. Misalnya, gerakan keagamaan kaum fundamentalis, gerakan ekologis, gerakan kebangkitan etnis di Eropa Timur dan Eropa Tengah setelah hancurnya komunisme. Di Indonesia, gerakan keagamaan fundamentalis seperti ini adalah Front Pembela Islam (FPI), Laskar Jihad, Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal-Jamaah (FKAWJ), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Gerakan Reaksioner : gerakan pemebentuk masyarakat berorientasi masa lalu yang berupaya mengembalikan kelembagaan, hukum, cara hidup dan kepercayaan yang dulu ada kemudian terkikis oleh zaman dan meninggalkan institusi dan nilai masa kini. Misalnya, gerakan Ku Klux Klan di Amerika, gerakan underground (tersembunyi) di Amerika ini bertujuan meninggalkan institusi dan nilai masa kini agar kembali kepada asas white supremacy (keunggulan orang putih diatas orang hitam)
c. Sasaran Dari Perubahan yang Direncanakan
Gerakan Sosiopolitis : perubahan hirarki politik, ekonomi, kelas stratifikais. Misalnya, gerakan evangelis (memberi ampunan) oleh Paus John Paul II.
Gerakan Sosiokultural : perubahan kepercayaan, nilai, norma, simbol, pola¬pola kehidupan sehari-hari. Misalnya, gerakan hippies dan punks.
d. Vektor/arah Perubahan yang Direncanakan
Gerakan Positif :menuju perubahan kearah positif. Misalnya, gerakan jum’at bersih.
Gerakan Negatif : mencegah perubahan atau respon atas perubahan yang berakibat negatif. Misalnya, gerakan anti-modemitas (mempertahankan budaya asli, melawan/anti globalisasi), gerakan ekologis (akibat adanya perusakan lingkungan, polusi, dan eksploitasi sumber daya oleh pihak industri).
e. Strategi Dasar atau Logika Tindakan
Logika instrumental : bertujuan memperoleh kekuasaan politis dan dengan itu memaksakan perubahan di bidang hukum, kelembagaan, dan organisasi masyarakat. hka berhasil, gerakan sosial ini berubah menjadi kelompok penekan (pressure group) atau partai politik dan masuk ke dalam parlemen dan pemerintahan. Misalnya, Green Party di Jerman, gerakan solidaritas di Polandia.
Logika Ekspresif : bertujuan menjamin identitas, mendapat penerimaan atas nilai atau cara hidup mereka, memperoleh otonomi, hak sejajar, emansipasi budaya, dan politik. Misalnya, gerakan hak-hak sipil, hak-hak etnis, feminis dan gay.
4. Faktor Penyebab Gerakan Sosial
Para Sosiolog ada yang menyatakan penyebab gerakan sosial bersifat psikologis (Horton dan Hunt) dan bersifat sosiologis (Giddens, 1990; Kornblum, 1988; dan Light, Keller dan Calhoun, 1989).
Menurut Horton dan Hunt, gerakan sosial disebabkan psikologis para aliansi sosial didalamnya sedangkan menurut Giddens, Kornblum, Light, Keller dan Calhoun, gerakan sosial disebabkan derita deprivasi (kehilangan, kekurangan, penderitaan), misalnya di bidang ekonomi (seperti hilangnya peluang untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya. Para penganut penjelasan ini menunjuk pada fakta bahwa gerakan sosial dalam sejarah didahului deprivasi yang disebabkan oleh faktor seperti kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok.
Menurut James Davies, ia menggugat konsep derita deprivasi dan merumuskan penjelasan yang memakai konsep deprivasi relative, meskipun tingkat kepuasan masyarakat meningkat terus, namun mungkin saja terjadi kesenjangan antara harapan masyarakat dengan keadaan nyata yang dihadapi. Kesenjangan ini dinamakan deprivasi relatif .
0 komentar:
Posting Komentar