beluman skripsi
KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT (AS)
BEKERJASAMA DENGAN RUSIA
DALAM NEW STRATEGIC ARMS REDUCTION
TREATY
(NEW START) 2010
Amerika Serikat bekerjasama dengan Rusia dalam
new strategic arms reduction treaty
(perjanjian baru pengurangan senjata strategis/ New START) di Praha pada
8 April 2010, perjanjian ini dirancang untuk menggantikan Strategic Arms
Reductions Treaty (START) 1991, yang berakhir setelah 15 tahun pada 5
Desember 2009[1].
Senat AS memberikan saran dan persetujuan untuk ratifikasi New START pada 22
Desember 2010 adapun Parlemen Rusia, Duma dan Dewan Federasi melakukannya pada
25 Januari dan 26 Januari 2011. Perjanjian itu mulai berlaku pada 5 Februari
2011, setelah Menteri Luar Negeri AS dan Menteri Luar Negeri Rusia menukar
instrumen ratifikasi. [2]
New START adalah inkarnasi START 1991 yang bertujuan mengurangi senjata
strategis ke dua per tiga dari jumlah yang disepakati dalam perjanjian tersebut
untuk tujuh tahun kedepan dan akan tetap berlaku hingga 10 tahun.[3]
Presiden Obama dan Medvedev menggariskan
tujuan mereka untuk NEW START dalam pernyataan bersama di London, April 2009. Mereka
menunjukkan bahwa subjek dari perjanjian baru adalah pengurangan dan pembatasan
senjata strategis. Selanjutnya, kedua pihak lebih merinci tujuan mereka untuk
NEW START dalam Kesepahaman Bersama yang ditandatangani pada pertemuan di
Moskow pada Juli 2009. Keduanya sepakat bahwa perjanjian baru akan membatasi kepemilikan
masing-masing pihak menjadi antara 500 dan 1.100 kendaraan pengiriman strategis
dan antara 1.500 dan 1.675 hulu ledak terkait. Keduanya juga sepakat bahwa
perjanjian baru akan berisi ketentuan mengenai definisi, pertukaran data,
pemberitahuan, eliminasi, inspeksi dan prosedur verifikasi serta membangun
kepercayaan dan langkah-langkah transparansi, seperti yang disesuaikan,
disederhanakan, dan lebih hemat dibandingkan dengan START 1991.[4]
Setelah pembubaran Uni Soviet pada
Desember 1991, Rusia menjadi negara pengganti yang mewarisi sebagian besar
infrastruktur industri dan militer Uni Soviet yang mendukung operasi kekuatan
nuklir strategis selama Perang Dingin. Kekuatan nuklir Rusia (Russian Nuclear
Forces) diwakili oleh tiga serangkai klasik (classic triad) yang terdiri
dari rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missiles/ ICBM),
kapal selam yang meluncurkan rudal balistik (submarine-launched ballistic
missiles/ SLBM) dan pembom berat/ pembom strategis (heavy bombers) yang
diluncurkan dari udara. Pada dasarnya perkembangan dan modernisasi senjata
strategis Rusia ini mengalami penurunan. Hanya ICBM Rusia yang mengalami
keberhasilan dalam perkembangannya, sedangkan modernisasi SLBM dan pembom berat
kurang berperan dalam kekuatan strategis Rusia. Meski demikian, Rusia masih
menjadi salah satu negara pemilik senjata nuklir terbesar di dunia.[5]
Negotiations on nuclear arms limitations and
reductions have been at the center of the Moscow-Washington relationship during
most of the cold war and for decades thereafter. From the early 1970s, when the
US and USSR demonstrated their first efforts to limit the nuclear arsenal of
both sides, nuclear disarmament has been an important topic throughout the
relationship between the US and the USSR, and later Russia. Together with
Non-proliferation of nuclear weapons issues, nuclear disarmament has been given
common attention from both former competitors of the Cold War. Despite
disagreements that several times make nuclear disarmament process get stuck,
step by step the two sides have achieved fundamental successes in the field
with a number of bilateral treaties in nuclear limitation and disarmament, such
as SALT I, SALT II, INF, START I, SORT, and, the most recent one was the New
START, which has just been signed by President Obama of the US and President
Dmitri A. Medvedev of Russia in Prague on April 8, 2010
0 komentar:
Posting Komentar