Pan Islamisme
Pan Islamisme adalah gerakan memperjuangkan persatuan umat islam yang digagas Jamaluddin Al-Afghani lewat bukunya al-a'mal al-Kamilah gagasannya kemudian di perkuat oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, mengutip sejarahwan Alwi Shahab, Pan Islamisme mempunyai dua tujuan utama, yaitu membangun dunia Islam di bawah satu pemerintahan dan mengusir penjajahan dunia Barat atas dunia Islam[1]. Pidato yang terkenal dari Al-Afghani mengenai gagasannya ialah :
"Aku tinggal di Barat, aku melihat Islam, tapi aku tidak pernah melihat Muslim. Aku tinggal di Timur, dan aku melihat Muslim, tapi aku tidak pernah melihat Islam.”[2]
Tokoh Marxis Indonesia, Tan Malaka (1897-1949) pada Kongres Komunis Internasional ke-empat pada tanggal 12 Nopember 1922. Menentang thesis yang didraf oleh Lenin dan diadopsi pada Kongres Komunis Internasional Kedua, yang menekankan perlunyan “Perjuangan melawan Pan-Islamisme”, Tan Malaka mengusulkan sebuah pendekatan yang lebih positif. Berikut kutipan pidato ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) yang terpilih pada tahun 1921 :
“Saat ini, Pan-Islamisme berarti perjuangan untuk pembebasan nasional, karena bagi kaum Muslim, Islam adalah segalanya, tidak hanya agama, tetapi juga Negara, ekonomi, makanan, dan segalanya. Dengan demikian Pan-Islamisme saat ini berarti persaudaraan antar sesama Muslim, dan perjuangan kemerdakaan bukan hanya untuk Arab tetapi juga India, Jawa dan semua Muslim yang tertindas”
Dalam pidato di Kongres Komunis Internasional tersebut, Tan Malaka mengatakan pada dunia komunis untuk medukung gerakan pemboikotan dan mendukung gerakan Pan Islamisme. Tan Malaka menyatakan gerakan pemboikotan adalah gerakan yang ampuh dan komunis juga harus mendukung Pan Islamisme karena Pan Islamisme bukanlah Pan Arabisme tetapi sebagai perjuangan melawan semua kekuasaan imperialis di dunia. [3]
0 komentar:
Posting Komentar