Cari Blog Ini

Membangun Citra ramah Lingkungan Uni Eropa dengan European Green Capital Hamburg 2011”

I. Pendahuluan

“Ketika memasuki lobi gedung kantor Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup Komisi Eropa di Brussel tersebut kita akan mendapatkan suasana kantor yang asri, nyaman dan teduh oleh beragam tanaman hidup yang tampak di hampir semua bagian gedung. Para pegawai Komisi Eropa atau tamu-tamu yang sedang berkunjung seolah diajak memasuki rumah kaca raksasa dengan aneka ragam tumbuhan seperti beringin, cemara dan bambu di dalamnya. Aneka tumbuhan tersebut sebagian tersebut didatangkan dari berbagai negara seperti dari Indonesia. Agar tumbuhan bisa tetap tumbuh dan berkembang, suhu ruang dan pencahayaan diatur sedemikian rupa sehingga seperti di tempat aslinya.”

Aris Heru Utomo, blogger Kompasiana.com[1]

Komisi Eropa (Commission of the European Communities) adalah badan eksekutif Uni Eropa. Bersama Parlemen Eropa dan Dewan Uni Eropa, badan ini adalah salah satu dari tiga institusi utama yang menjalankan pemerintahan Uni Eropa (UE).

Komisi Eropa terdiri dari 25 komisioner, satu dari tiap negara anggota UE, dibantu oleh suatu badan administratif yang terdiri dari beberapa ribu pegawai sipil Eropa yang dibagi menjadi departemen-departemen yang disebut Direktorat Jendral (Directorate-General). Istilah "komisi" umumnya digunakan untuk mengacu baik pada keseluruhan badan administratif tersebut, maupun tim komisioner yang memimpinnya.

Tidak seperti Dewan Uni Eropa, komisi ini dimaksudkan sebagai suatu badan yang independen terhadap negara-negara anggota. Karenanya, komisioner tidak diizinkan untuk menerima instruksi dari pemerintah negara yang menunjuk mereka, melainkan harus mewakili kepentingan masyarakat Uni Eropa secara keseluruhan.[2]

Komisi Eropa menjalankan sistem kelembagaan Uni Eropa yang mempunyai otoritas antara lain[3] :

a. Memilki hak-hak untuk memprakarsai konsep kerja legislasi dan karena itu memberikan proposal legislasi pada Parlemen dan Dewan

b. Sebagai badan eksekutif Uni Eropa, bertanggung jawab untuk melengkapi legislasi Eropa (petunjuk-petunjuk, aturan-aturan dan keputusan-keputusan)

c. Bertindak sebagai pelindung perjanjian dan bersama dengan Badan Peradilan menjamin bahwa hukum masyarakat telah diterapkan dengan benar

d. Mewakili Uni Eropa di tingkat internasional terutama dalam bidang kerjasama dan perdagangan.

Secara umum dapat ditarik disimpulkan Peranan Komisi Eropa ini memiliki banyak kesamaan dengan badan eksekutif pada pemerintahan suatu negara, walaupun juga memiliki beberapa perbedaan. Salah satu program Komisi Eropa adalah perlindungan lingkungan eropa dengan program European Green Capital (EGC). Berangkat dari pemikiran tersebut maka penulis mengangkat judul “Membangun Citra ramah Lingkungan Uni Eropa dengan European Green Capital Hamburg 2011

II. Pertanyaan Penelitian

Dari latar belakang dan judul diatas maka pertanyaan penelitian dalam makalah ini adalah :

1. Faktor yang melatar belakangi program European Green Capital Hamburg 2011

2. Bagaimana penerapan Green politik dalam European Green Capital Hamburg 2011

III. Kerangka Pemikiran

Untuk mencari jawaban atas pertanyaan penelitan diatas maka penulis akan menggunakan pendekatan kebijakan luar negeri K.J Holsti mengenai faktor eksternal dan faktor insternal yang melatar belakangi kebijakan Komisi Eropa yang dalam makalah ini terkait EGC Hamburg 2011. Selain itu penulis akan menggunakan data penerapan EGC yang di sandingkan dengan teori Green Theory (Green Politics) dalam HI.

1. Pendekatan Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri adalah strategi atau rencana tindakan untuk mencapai kepentingan nasional. Tujuan kebijakan luar negeri sebenarnya adalah fungsi dari tujuan negara disusun. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh sasaran yang dilihat dari masa lalu dan aspirasi untuk masa yang akan datang. Tujuan kebijakan luar negeri dirancang, dipilih dan ditetapkan oleh pembuat keputusan serta dikendalikan untuk mengubah kebijakan (revisinist policy) atau mempertahankan kebijakan (status quo policy) ihwal kenegaraan tertentu di lingkungan internasional. [4]

K.J. Holsti juga merinci latar belakang pengambilan keputusan dalam kebijakan luar negeri akan dipengaruhi berdasarkan dua faktor utama yakni External / Systemic Factor (faktor eksternal / sistemik ) dan The Domestic Context (konteks domestik) seperti didbawah ini :

a. External / Systemic Factor

Kebijakan luar negeri sebuah negara akan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal / sistemik di dunia internasional, K.J. Holsti merinci terdapat lima faktor dalam kriteria ini yaitu[5] :

Struktur Sistem

Karakteristik / Struktur ekonomi dunia

Tujuan dan aksi aktor lain

Masalah global dan regional,

Hukum Internasional dan opini dunia

b. The Domestic Context

Terlepas dari faktor eksternal / sistemik, konteks domestik dalam negeri juga sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kebijakan luar negeri sebuah negara, K.J. Holsti merinci terdapat tujuh faktor konteks domestik dalam negeri meliputi[6] :

Sosioekonomik / kebutuhan keamanan

Karakter geografis dan topografi

Atribut nasional

Struktur pemerintah / filosfi

Opini publik

Birokrasi

Kebijakan etnikal

2. Green Theory (Green Politics)

Hubungan internasional kontemporer tidak hanya memperhatikan hubungan politik antar negara saja tetapi juga sejumlah subjek lainya seperti interdepedensi ekonomi, hak asasi manusia, perubahan transnasional, lingkungan hidup dan sebagainya isu lingkungan hidup pertama kalin diangkat sebagai agenda dalam HI pada tahun 1970-an. Hal ini ditandai dengan diselenggarakannya Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang lingkungan hidup pada tahun1972 di Stocholm, Swedia.

Dua dasawarsa kemudian isu lingkungan hidup kembali dalam diangkat dalam Konferensi PBB tentang lingkungan hidup do Rio de Janeiro, Brazil tahun 1992, yang sebelumnya diawali dengan Konferensi PBB mengenai perubahan iklim di Montreal, Kanada tahun1990.[7]

Kepedulian terhadap lingkungan hidup menjadi isu global karena.[8] :

1. Permasalahan lingkungan hidup ini selalu mempunyai efek global

2. Isu lingkungan hidup menyangkut eksploitasi terhadap sumber daya global seperti lautan dan atmosfir

3. Permasalahan lingkungan hidup selalu bersifat transnasional

4. Banyak kegiatan eksploitasi atau degradasi lingkungan memilki skala lokal atau nasional tetapi lingkungan dibanyak tempat di seluruh dunia

5. Proses yang menyebabkan terjadinya eksploitasi yang berlebihan dan degradasi lingkungan berhubungan dengan proses-proses politik dan sosial ekonomi yang lebih luas, dimana proses-proses tersebut merupakan bagian dari ekonomi-politik global.

IV. Deskripsi EGC Hamburg 2011

A. Mengenai EGC Hamburg 2011

Hari ini empat dari lima orang Eropa tinggal di kota-kota. Daerah perkotaan terkonsentrasi sebagian besar tantangan lingkungan yang dihadapi masyarakat tetapi juga membawa komitmen dan inovasi bersama untuk mengatasinya. EGC telah disusun oleh Komisi Eropa untuk mempromosikan perlindungan lingkungan dan menghhadiah upaya ini untuk dunia.[9]

EGC dilakukan sebagai penghargaan tahunan sejak 2010. Mulai tahun 2010, salah satu kota Eropa akan dipilih setiap tahun sebagai EGC. Penghargaan diberikan kepada sebuah kota yang :

· Memiliki catatan yang konsisten untuk mencapai standar lingkungan yang tinggi;

· Berkomitmen untuk tujuan yang sedang berlangsung dan ambisius untuk perbaikan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan;

· Dapat bertindak sebagai model untuk menginspirasi kota-kota lain dan mendorong praktek terbaik untuk semua kota-kota Eropa lainnya.

Peranan kota melalui penghargaan ini bertujuan untuk memberikan insentif bagi kota untuk menginspirasi dan berbagi praktik terbaik satu sama lain, sementara pada saat yang sama terlibat dalam persaingan ramah lingkungan. Dengan kata lain, kota-kota menjadi panutan bagi satu sama lain.[10]

"Para finalis dan pemenang EGC Award memberikan kami contoh-contoh kehidupan nyata yang berharga tentang bagaimana menghormati lingkungan, kualitas hidup yang sangat baik dan pertumbuhan ekonomi yang semuanya dapat berhasil digabungkan,"

Komisaris Lingkungan Hidup UE, Mr Janez Potočnik

Setelah dua putaran aplikasi, para pemenang pertama dari EGC Award hijau telah dipilih dan diumumkan. Kota yang terpilih sebagai EGC ialah [11]:

· 2010, Stockholm

· 2011, Hamburg

· 2012, Vitoria-Gasteiz

· 2013, Nantes

B. Analisa EGC Hamburg 2011

A. Faktor Latar Belakang EGC Hamburg 2011 (Melalui Pendekatan Kebijakan Luar Negeri)

Kota Hamburg, terletak di tepi sungai Elbe, memiliki penduduk sekitar 1,8 juta dan menghadapi berbagai tantangan metropolitan. Namun kota kedua terbesar di Jerman ini menggabungkan pendekatan yang komprehensif, kebijakan berkomitmen dan dana yang diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. Secara keseluruhan, Hamburg memiliki strategi perencanaan terpadu partisipatif dan komitmen yang kuat terhadap visi yang "hijau".

Kualitas udara lokal sangat baik dan ada target mempertahankan yang baik, dengan mengharap hasil yang sangat baik, rencana masa depan dan pemantauan terstruktur terhadap perubahan iklim akan dipermudah dengan program EGC. Hamburg berupaya memeberikan jawaban tantangan metropolitan dan memiliki ide-ide inovatif tentang bagaimana berbagi pengalaman dan praktek terbaik sebagai EGC Hamburg 2011.

Sesuai Teori Kebijakan Luar Negeri K.J Holsti, kesediaan Hamburg mengajukan diri sebagai EGC dipengaruhi berdasarkan dua faktor utama yakni External / Systemic Factore (faktor eksternal / sistemik ) dan The Domestic Context (konteks domestik) seperti didbawah ini :

a. Dalam kerangka External / Systemic Factor (faktor eksternal / sistemik )

Dalam kerangkan HI, EGC Hamburg 2011 dapat dipandang sebagai upaya mencapai kepentingan nasional Jerman. Kepentingan nasional suatu negara secara khas merupakan unsur-unsur yang membentuk kebutuhan negara yang paling vital seperti, pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi dan status (prestige).

Konsep kepentingan nasional sangat penting untuk menjelaskan dan memahami perilaku internasional. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional menurut realis adalah upaya negara mengejar power, masih menurut realis, power adalah segala sesuatu yang dapat mengembangkan dan memelihara kontrol suatu negara terhadap negara lain.[12] Meski demikian namun dalam EGC Hamburg 2011, power yang digunakan ialah soft power dengan fokus mempertahankan lingkungan demi kesejahteraan ekonomi dan status (prestige) Jerman khusunya dan UE umumnya.

Dengan EGC 2011, terkait faktor eksternal dapat dipahami pula pengaruh dari hal-hal berikut :

· UE dan Jerman mengedepankan citra ramah lingkungan

· UE dan Jerman mengedepankan lingkungan perkotaan hidup sehat

· UE dan Jerman hendak mengadakan kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, masyarakat, bisnis dan stakeholder lainnya bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kondisi kehidupan perkotaan.[13]

b. The Domestic Context (konteks domestik)

Terlepas dari faktor eksternal / sistemik, konteks domestik dalam negeri juga sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kebijakan luar negeri sebuah negara, K.J. Holsti merinci terdapat tujuh faktor konteks domestik dalam negeri meliputi[14] :

Tabel Faktor Konteks Domestik dan Tujuan Kebijakan dalam EGC Hamburg 2011[15]

No

Pengaruh

Tujuan Kebijakan

1

Sosioekonomik / kebutuhan keamanan

Implementasi solusi mobilitas yang berkelanjutan

2

Karakter geografis dan topografi

Pembangunan kota metropolitan ramah lingkungan dan pembangunan wisata ramah lingkungan sungai Elbe,

3

Atribut nasional

Pendahuluan dan perluasan taman dan tempat rekreasi

4

Struktur pemerintah / filosfi

Efek jangka panjang positif bagi pemerintah

5

Opini publik

Program penghematan energi

Pendekatan modern untuk limbah

Manajemen solusi inovatif untuk polusi udara

Program penghematan energi.

6

Birokrasi

Efek jangka panjang positif bagi pemerintah

Memastikan manajemen terpadu oleh pemerintah

7

Kebijakan etnikal

Menunjukan Hamburg sebagai percontohan di Jerman dan UE

B. Penerapan EGC Hamburg 2011

Hamburg menerima gelar EGC 2011 dengan upacara penghargaan resmi 23 Februari 2009 di Brussels. Hamburg merupakan pelindung lingkungan dengan menerima peringkat tinggi dalam semua bidang urusan lingkungan saat ini. Selain dari tujuan ambisius dalam perlindungan iklim dan pengukuran yang telah dicapai, juri yakin Hamburg akan melanjutkan upaya untuk meningkatkan pencapaiannya. Hal terpenting oleh juri Uni Eropa, Hamburg adalah kota yang berhasil menghubungan antara terus meningkatnya pengembangan ekonomi dan perlindungan lingkungan.

"Hamburg, pemenang 2011, telah menunjukkan prestasi besar dalam tahun terakhir dan saat ini, telah juga mencapai standar lingkungan yang baik antar dewan kota telah menetapkan rencana masa depan yang sangat ambisius yang menjanjikan perbaikan tambahan.."

(Kesimpulan dari juri untuk penghargaan EGC Hamburg 2011)[16]

Dengan EGC Hamburg 2011, Hamburg menerapkan tujuan yang ditulis daam situs resminya berupa enam (6) aspek meliputi :

1. Iklim & Energi

Hamburg mengadakan program perlindungan iklim sejak tahun 2009, Senat dari Hamburg mengembangkan lebih lanjut program perlindungan iklim yang komprehensif. Kota Hamburg bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 40% pada tahun 2020 dan 80% pada tahun 2050. Perlindungan iklim yang direncanakan tahun 2010 memiliki fitur lebih dari 300 proyek yang mencakup hampir semua bidang kebijakan lingkungan.

Model ini diteruskan dengan proyek untuk rumah tangga. Melalui lembaga pemerintah r jaringan aktor pendukung perlindungan iklim akan bertambah dari masyarakat sipil. Hamburg juga berkomitmen pengembangan energi terbarukan, perlindungan Iklim dan keberhasilan ekonomi saling bergantung pada sektor energi terbarukan. Hamburg bertujuan untuk mengembangkan energi terbarukan secara besar-besaran, menawarkan lebih dari 600 perusahaan dalam industri untuk meningkatkan kompetisi mereka dalam skema engergi terbarukan.[17]

2. Konsumsi Berkelanjutan

Dampak konsumerisme pada lingkungan sering diremehkan. Sebuah tugas penting bagi kota masa depan adalah untuk meningkatkan kesadaran akan perlindungan efek yang serius antara lingkungan dan kesadaran konsumen.

Hamburg akan mengembangkan program dari daerah untuk daerah, sebagai proyek percontohan Hamburg akan mengembangkan restoran, sekolah dan toko ritel yang didorong dengan produk regional, serta membangun jaringan mitra bisnis dan prospek berkomitmen untuk inisiatif daerah. Dalam rangka tersebut pemerintah Hamburg mengadakan pameran "goodgoods" sebagai “Pameran untuk Konsumsi Berkelanjutan:. Pameran yang telah diadakan pada 27-29 Mei 2011, bertujuan untuk menggabungkan kepedulian ekologi dan tanggung jawab dengan kualitas, fungsionalitas dan desain. Forum diskusi dan kuliah akan diberikan serta berbagai pameran mulai dari perusahaan-perusahaan dari semua ukuran untuk lembaga non-pemerintah.[18]

3. Mobilitas

Untuk mendapatkan secepat mungkin untuk pergi dari titik A ke B, tanpa membebani lingkungan, sistem transportasi cerdas perkotaan sangat penting terhadap kualitas hidup setiap kota. Hamburg bertujuan memajukan mobilitas urban yang berkelanjutan terutama pelabuhan, di mana kontainer dengan air akan menghilangkan penggunaan truk.

Transportasi umum dan stasiun sepeda dalam kota akan diperhatikan demi kemudahan akses angkutan umum. Studi mengungkapkan jumlah penumpang telah meningkat secara eksponensial selama lima tahun terakhir. Transportasi umum akan terus berkembang secara konsisten, termasuk sistem rel ringan baru untuk 2014 tersedia. Selanjutnya, lalu lintas sepeda ramah lingkungan kembali difokusan dengan pendirian stasiun sepeda dalam kota dan perluasan keseluruhan jaringan bersepeda.[19]

4. Alam hijau & Kota hijau

Hamburg adalah salah satu kota terhijau di Eropa. Taman, ruang hijau dan pohon bentuk tampilan kota dan mempromosikan kualitas hidup yang tinggi. Penggemar alam Hamburg menikmati beragam ruang hijau yang terletak di pusat kota dan di seluruh wilayah luar Hamburg seperti Taman Nasional Laut Wadden nasional.

International Garden Show dan Jaringan Green. Hamburg terus memainkan peran yang konsisten dalam perlindungan dan perluasan daerah hijau. Selain kota terbaru meliputi 2013 International Garden Show, 100 hektar taman dibuat di tengah Pulau Elbe Wilhelmsburg. Taman, taman bermain, lapangan olahraga, kebun dan kuburan, akhirnya menghubungkan wilayah yang lebih luas dan lebih kecil ruang hijau Hamburg untuk membentuk jaringan hijau. Apakah bersepeda atau dengan berjalan kaki, jaringan hijau Hamburg mempromosikan perjalanan ramah lingkungan terganggu di seluruh kota.

Hamburg adalah salah satu dari sedikit kota dengan taman nasionalnya sendiri. Kota ini menjalani upaya untuk mengenali ekosistem sensitif dari Taman Nasional Laut Wadden sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. [20]

5. Perlindungan Sumber Daya & Ekonomi

Hanya ketika perlindungan lingkungan dan keberhasilan ekonomi hidup berdampingan dalam harmoni, maka masa depan kota secara permanen dijamin. Penggunaan dan konservasi sumber daya berkelanjutan seperti air, tanah dan udara serta daur ulang akan meningkat dan akan menghindari limbah merupakan peran penting dalam perlindungan lingkungan dan ekonomi yang sukses.

Kemitraan Lingkungan dalam EGS Hamburs 2011 akan menjadi pelopor dalam promosi lingkungan berkelanjutan, sumber daya dan manajemen ekonomi. Karena itu, kota yang bergerak di lingkungan kemitraan Hamburg, akan mempromosikan peningkatan perlindungan lingkungan. Hamburg memiliki potensi kemitraan lebih dari 1.500 perusahaan dengan program peduli lingkungan secara sukarela, termasuk 600 mitra lingkungan yang diharapkan menumbuhkan perlindungan sumber daya & ekonomi .[21]

6. Pengembangan Perkotaan & lingkungan Hidup

Tahun ini Gedung Pameran Internasional (IBA) Hamburg dan HafenCity merupakan proyek yang menempatkan Hamburg di garis depan standar internasional dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan. Hamburg dengan moto "pertumbuhan berpandangan ke depan" mendorong perkembangan kota melalui situs konversi (tidak membangun daerah) dan pemadatan.

Hamburg akan menjadi panutan dalam proyek renovasi bangunan yang ramah lingkungan dan menggunakan generasi listrik surya. Merupakan bagian penting Hamburg ialah strategi mengurai kebisingan dengan penutupan jalur A7, hal iniakan mencakup empat kilometer dari jalan raya jalur A7. Selain itu, Hamburg pula mempromosikan meningkatnya pembangunan rumah pasif dalam Shanghai Expo 2010 dengan menyebarluaskan praktek membangun pasif dalam cara-cara baru.[22]

V. Kesimpulan

Dengan melihat EGC Hamburg 2011 sebagai program kebijakan luar negeri UE dan Jerman serta memperhatikan enam program unggulan EGC Hamburg 2011, maka sudah barang tentu hal ini akan membangun citra ramah lingkungan UE dengan sangat baik. Hal ini memang belum sepenuhnya berjalan, namun langkah besar ini layak diapresiasikan dengan sangat baik mengingat perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi masyarakat global.



[2] Diakses pada 07 Juni 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Eropa

[3] Perwita, A. A. Banyu dan Yani, Yanyan Mohammad, “Pengantar Ilmu Hunungan Internasional”, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006, hal 114

[4] Perwita, A. A. Banyu dan Yani, Yanyan Mohammad, “Pengantar Ilmu Hunungan Internasional”, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006, hal 51

[5] K. J. Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, USA: Prentice Hall Intl 1992, hal. 274

[6] K. J. Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, USA: Prentice Hall Intl 1992, hal. 287

[7] Perwita, A. A. Banyu dan Yani, Yanyan Mohammad, “Pengantar Ilmu Hunungan Internasional”, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006, hal. 144.

[8] John Baylis dan Steve Smith. 1999. The Globalization of World Politics : An Introduction to international relations. UK: Oxford University Press, hal 81-83.

[12] Perwita, A.A Banyu dan Yani, Yanyan Mohammad, “Pengantar Ilmu Hubungan internasional”, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006, hal. 35

[14] K. J. Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, USA: Prentice Hall Intl 1992, hal. 287

[16] Diakses pada 07 Juni 2011 dari http://hamburggreencapital.eu/

[17] Diakses pada 07 Juni 2011 dari http://hamburggreencapital.eu/climate-energy/

[19] Diakses pada 07 Juni 2011 dari http://hamburggreencapital.eu/mobility/

0 komentar:

Posting Komentar